Widget HTML #1

Standard Operasional Prosedur (SOP) Injeksi Intra Muscular (IM)

Standard Operasional Prosedur Injeksi Intra Muscular (IM)


Rute intramuskuler memberikan absorbsi obat lebih cepat karena daerah ini memiliki pembuluh darah yang banyak. Namun, penyuntikan IM dikaitkan dengan berbagai resiko. Oleh karena itu, sebelum penyuntikan IM harus dipastikan bahwa injeksi yang dilakukan sangat penting. Gunakan jarum yang panjang dan gauge yang besar untuk melewati jaringan subkutan dan penetrasi jaringan otot yang dalam.


Tujuan Injeksi IM

  1. Memasukan obat dengan suntikan ke dalam otot.
  2. Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorpsi obat lebih cepat dibandingkan dengan pemberian secara subcutan karena lebih banyaknya suplai darah di otot tubuh.
  3. Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar dibanding obat yang diberikan melalui subcutan.
  4. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi iritasi obat.

Area Penyuntikan Intra Muskuler (IM)

1. Muskulus Vastus lateralis

Gambar: Muskulus Vastus lateralis

2. Muskulus Ventrogluteal

Gambar: Muskulus Ventrogluteal

3. Muskulus Dorsogluteal

Gambar: Muskulus Dorsogluteal

4. Muskulus Deltoid

Gambar: Muskulus Deltoid

Prinsip Injeksi IM

1. Pertahankan sterilitas
2. Perhatikan lokasi penyuntikan dari:
  • Risiko terjadinya kerusakan jaringan rendah bila penyuntikan dilakukan pada otot-otot besar tapi resiko masuk/menembus pembuluh darah lebih tinggi.
  • Adanya infeksi, aberasi kulit atau jaringan nekrosis pada lokasi.
  • Ada tidaknya serat sarat dibawah otot.
  • Beberapa jumlah obat yang dapat diinjeksi rendah bila penyuntikan
4. Pilihlah otot yang integritas kulitnya utuh dan tidak ditemui tanda-tanda infeksi.
5. Pilihlah area penyuntikan, yaitu otot vastus lateralis, otot ventrogluteal, otot dorsogluteal, dan
otot deltoid.

Persiapan Alat

  1. Obat (ampul atau vlakon/vial)
  2. Syeringe dan jarum
  3. Kapas alkohol
  4. Piala ginjal/bengkok
  5. Bak instrumen
  6. Sarung tangan

Dokumentasi

  1. Nama obat
  2. Dosis yang diberikan
  3. Lokasi penyuntikan
  4. Waktu pemberian
  5. Cara pemberian
  6. Reaksi alergi

Standar Operasional Prosedur (SOP) Injeksi Intra Muscular (IM)

A. Fase Pre Interaksi

  1. Mengecek program terapi medik
  2. Mencuci tangan
  3. Mempersiapkan alat, yaitu:
    • Spuit sesuai kebutuhan
    • Bengkok
    • Kapas alkohol
    • Bak suntik
    • Sarung tangan
    • Pengalas
    • Catatan dan pena

B. Fase Interaksi

  1. Mengucapkan salam terapeutik
  2. Melakukan validasi
  3. Melakukan kontrak (waktu)
  4. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
  5. Jaga privacy klien

C. Fase Kerja

  1. Mengambil obat yang benar, membaca lebel dan kadaluarsa
  2. Menghitung dosis obat
  3. Melakukan double cek (oleh teman sejawat): nama obat, dosis dan hasil perhitungan
  4. Memilih suntikan dan jarum suntik yang sesuai
  5. Menyiapkan obat, menarik obat dari ampul/vial
  6. Membaca lebel obat sekali lagi
  7. Menyakinkan bahwa semua obat ada di dasar ampul, ketuk-ketuk dengan jari tangan, bila terlihat masih ada obat dikepala ampul/vial
  8. Menggergaji leher ampul bila diperlukan, membuka tutup yang melindungi vial tanpa menyentuh karet, membersihkan dengan alkohol bila perlu.
  9. Menggunakan kasa atau kapas alkohol, meletakkan di sekeliling leher ampul lalu mematahkan leher ampul. Pada vial mengocok obat bila diperlukan, sesuai aturan
  10. Memegang ampul dengan tangan tidak dominan dan alat suntik di tangan dominan. Masukkan jarum ke dalam ampul/vial dan menarik sesuai dengan kebutuhan
  11. Lepaskan jarum dari ampul/vial dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang ada di suntikan.
  12. Membaca kembali lebel obat untuk ke tiga kalinya sebelum mengembalikan obat ke dalam lemari penyimpanan
  13. Membawa obat ke klien, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pengobatan dan prosedur tindakan
  14. Mengkaji identitas klien (cek nama/minta klien untuk menyebutkan namanya)
  15. Mengatur posisi yang nyaman dan membantu klien untuk memperoleh posisi yang nyaman dan benar
  16. Menggunakan sarung tangan dan melakukan pembersihan area suntikan dengan cara berputar dengan arah dari dalam ke luar
  17. Menggunakan tangan yang dominan untuk memegang spuit dan memasukkan jarum dengan sudut 90 derajat dari permukaan
  18. Melakukan aspirasi, bila ditemukan darah maka tarik jarum keluar, bila tidak ada darah maka injeksikan obat ke dalam otot
  19. Menarik suntikan, membuang pada tempat yang disediakan dan aman
  20. Memberikan plester bila diperlukan dan membantu klien pada posisi yang nyaman
  21. Melepaskan sarung tangan, cuci tangan dan kembalikan peralatan

D. Fase Terminasi

  1. Mengevaluasi respon klien
  2. Merencanakan tindak lanjut
  3. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
  4. Mendokumentasikan tindakan dan respon klien