Pelayanan Kesehatan di Panti Werdha
Semakin tua umur seseorang maka persentase untuk mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari juga meningkat. Kondisi ini akan meningkatkan ketergantungan lansia untuk memenuhi kebutuhannya. Lansia yang memiliki keluarga dan tinggal bersama, semua permasalahan yang terjadi akan dapat dibantu oleh keluarga. Namun karena suatu hal lansia tidak memiliki keluarga atau memiliki keluarga tetapi tidak mampu merawat dan memenuhi kebutuhannya, maka lansia akan tinggal di Panti Werdha.
Pengertian Panti Werdha
Panti Werdha adalah unit pelaksana teknis di bidang pembinaan kesejahteraan sosial lansia yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lansia berupa pemberian penampungan, jaminan hidup seperti pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan sosial mental serta agama sehingga mereka dapat menikmati hari tua diliputi ketentraman lahir dan batin.Tujuan Panti Werdha
Tujuan Umum→ Tercapainya kualitas hidup & kesejahteraan para lansia yang layak dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan tentram lahir batin.
Tujuan Khusus
- Memenuhi kebutuhan dasar pada lansia
- Memenuhi kebutuhan rohani pada lansia
- Memenuhi kebutuhan keperawatan dan kesehatan lansia
- Memenuhi kebutuhan keterampilan pada lansia
- Meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat dalam upaya pemeliharaan kesehatan lansia di panti werdha
Sasaran Pembinaan di Panti Werdha
- Lanjut usia → Berusia 60 tahun ke atas, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk kelangsungan hidupnya, tidak mempunyai keluarga dan atau memiliki keluarga tetapi tidak mampu memelihara lansia tersebut.
- Keluarga
- Masyarakat
- Instansi terkait seperti Departemen Agama (Depag), Dinas Kesehatan (Dinkes), Pemerintah Daerah (Pemda), dan lain-lain.
Jenis Pelayanan di Panti Werdha
a. Upaya Promotif→ Upaya untuk menggairahkan semangat hidup dan meningkatkan derajat kesehatan lansia agar tetap berguna, baik bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat. Kegiatannya berupa:
- Penyuluhan kesehatan dan atau pelatihan bagi petugas panti mengenai hal-hal: Masalah gizi dan diet, perawatan dasar kesehatan, keperawatan kasus darurat, mengenal kasus gangguan jiwa, olahraga, teknik-teknik berkomunikasi.
- Bimbingan rohani pada lansia, kegiatannya antara lain :Sarasehan, pembinaan mental dan ceramah keagamaan,pembinaan dan pengembangan kegemaran pada lansia di panti werdha.
- Rekreasi
- Kegiatan lomba antar lansia di dalam atau antar panti werdha.
- Penyebarluasan informasi tentang kesehatan lansia di panti maupun masyarakat luas melalui berbagai macam media.
b. Upaya Preventif
→ Upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan dan komplikasinya. Kegiatannya adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan berkala yang dapat dilakukan di panti oleh petugas kesehatan yang datang ke panti secara periodik atau di Puskesmas dengan menggunakan KMS lansia.
- Penjaringan penyakit pada lansia, baik oleh petugas kesehatan di puskesmas maupun petugas panti yang telah dilatih dalam pemeliharaan kesehatan lansia.
- Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas panti yang menggunakan buku catatan pribadi.
- Melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
- Mengelola diet dan makanan lansia penghuni panti sesuai dengan kondisi kesehatannya masing-masing.
- Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengembangkan kegemarannya agar dapat mengisi waktu dan tetap produktif.
- Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap lingkungan sekelilingnya agar lansia dapat lebih mampu mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap waktu, tempat, dan orang secara optimal.
c. Upaya Kuratif
→ Upaya pengobatan bagi lansia oleh petugas kesehatan atau petugas panti terlatih sesuai kebutuhan. Kegiatan ini dapat berupa hal-hal berikut ini:
- Pelayanan kesehatan dasar di panti oleh petugas kesehatan atau petugas panti yang telah dilatih melalui bimbingan dan pengawasan petugas kesehatan/puskesmas.
- Perawatan kesehatan jiwa.
- Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
- Perawatan kesehatan mata.
- Perawatan kesehatan melalui kegiatan di Puskesmas.
- Rujukan ke rumah sakit, dokter spesialis, atau ahli kesehatan yang diperlukan.
d. Upaya Rehabilitatif
→ Upaya pemulihan untuk mempertahankan fungsi organ seoptimal mungkin. Kegiatan ini dapat berupa rehabilitasi fisik, mental dan vokasional (keterampilan). Kegiatan ini dilakukan oleh petugas kesehatan dan petugas panti yang telah dilatih.
Fase-Fase Pelaksanaan Kegiatan di Panti Werdha
a. Fase Orientasi→ Melakukan pengumpulan data pada lansia secara individu atau kelompok dan situasi dan kondisi Panti Werdha. Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
- Data Identitas panti dan sejarah pendirian
- Situasi dan kondisi panti dalam pencapaian tujuan, visi, misi dan motto panti
- Sarana dan prasarana pelayanan keperawatan di panti
- Sumber Daya Manusia (SDM) Panti
- Fasilitas pendukung pelayanan keperawatan
- Faktor pendukung lain yang dapat digunakan sebagai pencapaian tujuan
- Data kesehatan lansia : Data ttg penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, observasi kondisi fisik dan mental lansia
b. Fase Identifikasi
→ Setelah data terkumpul pada fase orientasi, maka dapat disimpulkan masalah kesehatan yang terjadi pada lansia di Panti. Kemudian merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada lansia.
c. Fase Intervensi
→ Melakukan tindakan sesuai dengan rencana, misalnya memberikan penyuluhan kesehatan, konseling, advokasi, kolaborasi dan rujukan
d. Fase Resolusi
→ Pada fase resolusi yang dilakukan adalah menilai keberhasilan tindakan pada fase intervensi dan menentukan perkembangan kondisi pada lansia.
Daftar Pustaka
Depkes RI (2005). Pedoman pembinaan Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta
Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.