Widget HTML #1

Asuhan Keperawatan (Askep) Penyalahgunaan Zat

Dari tahun ke tahun angka penyalahgunaan zat terus meningkat. Pelaku penyalahgunaan zat telah menjangkiti seluruh lapisan masyarakat tidak memandang kelompok umur, golongan maupun tingkat pendidikan. Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat telah berusaha memberantas peredaran zat terlarang tetapi hingga kini peredaran zat tersebut masih cukup tinggi di masyarakat.

Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang dampak pemakaian zat serta kemudahan mendapatkannya merupakan faktor yang mempengaruhi tingginya penggunaan zat di masyarakat. Rendahnya pengetahuan masyarakat bukan dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah tetapi
dikarenakan kepribadian individu, selain itu kurangnya perhatian keluarga terhadap anggota keluarga serta ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Dampak penyalahgunaan zat adalah timbulnya perilaku maladaptif dan gangguan kepribadian seperti menarik diri, halusinasi serta perilaku kekerasan. Karena dampak yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan zat sangat kompleks, maka dibutuhkan seorang perawat yang mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat.

A. PENGERTIAN PENYALAHGUNAAN ZAT

Walaupun terdapat suatu rentang dari penggunaan obat sampai pada penggunaan berlebihan atau penyalahgunaan serta ketergantungan, tetapi tidak semua orang yang menggunakan zat akan menjadi penyalahguna atau tiap penyalahgunaan zat akan menjadi tergantung.

Penyalahgunaan zat merujuk pada penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai setelah terjadi masalah. Penyalahgunaan zat termasuk alkohol, opium, obat dengan resep, psikotomimetiks, kokain, mariyuana.

Masalah serius dan terus berkembang dalam penyalahgunaan zat adalah peningkatan penggunaan lebih dari satu jenis zat secara serentak atau berurutan. Individu akan mengalami keadaan relaksasi, euphoria, stimulasi, atau perubahan kesadaran dengan berbagai cara.

B. JENIS-JENIS ZAT

Berbagai jenis zat yang beredar di masyarakat dan banyak digunakan oleh pengguna diantaranya adalah golongan depresan, mariyuana, stimulant, opiat, halusinogen, peniciklidin (PCP). Depresan yang beredar di masyarakat diantaranya adalah alkohol,dan barbiturat. Golongan mariyuana diantaranya adalah Acapulco gold. Sedangkan untuk golongan stimulant dibagi menjadi amfetamin dan kokain.

Golongan opiat diantaranya adalah heroin, morfin, meperidin, kodein, opium, metadon. Golongan halusinogen adalah, mellow yellows dan golongan penisiklidin adalah angel dust dan DOA.

C. RENTANG RESPON KIMIAWI

Perlu diingat bahwa tidak semua individu yang menggunakan zat akan menjadi penyalahgunaan dan ketergantungan zat. Tetapi hanya individu yang menggunakan zat secara berlebihan dapat mengakibatkan penyalahgunaan dan ketergantungan zat. Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus-menerus bahkan sampai setelah terjadi masalah. Sedangkan ketergantungan zat menunjukkan suatu kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi berarti peningkatan jumlah dan dosis obat untuk memperoleh efek yang diharapkan (Stuart dan Sundeen, 1995; Stuart dan Laraia, 1998).

Gambar: Respon Kimia Penggunaan Zat

D. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian pada seseorang dengan penyalahgunaan zat biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti:
  • Faktor Individu. Individu dengan kepribadian rendah diri, mudah kecewa, suka coba-coba / bereksperimen dan bersikap antisosial, berisiko untuk melakukan penyalah gunaan zat (Napza)
  • Faktor Lingkungan. Lingkungan pergaulan yang kurang baik dapat mendorong seseorang melakukan penyalahgunaan zat (napza), misalnya komunikasi dalam keluarga yang tidak akrab, kelompok sebaya yang menggunakan napza dan banyaknya tempat untuk memperoleh napza dengan mudah. Selain itu, pengawasan dari masyarakat yang longgar, misalnya hukum yang tidak tegas menyebabkan peredaran napza secara gelap terus berlangsung.
  • Faktor Zat
    • Zat itu sendiri memberikan kenikmatan, mudah diperoleh dan harganya terjangkau, diperoleh dengan gratis/tanpa keluar biaya.
    • Situasi yang berisiko tinggi untuk menggunakan napza adalah kondisi emosi yang tidak stabil, konflik dengan orang lain, dan adanya tekanan sosial.
  • Sumber Koping. Yang sangat dibutuhkan untuk membantu individu terbebas dari penyalahgunaan zat yaitu kemampuan individu untuk melakukan komunikasi yang efektif, keterampilan menerapkan sikap asertif dalam kehidupan sehari-hari,perlunya dukungan sosial yang kuat, pemberian alternative kegiatan yang menyenangkan, keterampilan melakukan teknik reduksi stress, keterampilan kerja dan motivasi untuk mengubah perilaku.
  • Mekanisme Koping. Individu dengan penyalahgunaan zat seringkali mengalami kegagalan dalam mengatasi masalah. Mekanisme koping sehat dan individu tidak mampu mengembangkan perilaku adaptif.
  • Mekanisme Pertahanan. Ego yang khas digunakan pada individu penyalahguna zat meliputi penyangkalan terhadap masalah, rasionalisasi, projeksi, tidak tanggung jawab terhadap perilakunya, dan mengurangi jumlah alkohol atau obat yang digunakan.

2. Tanda dan Gejala

Tanda dan Gejala Intoksikasi
  • Opiat → Eforia, mengantuk, bicara cadel, konstipasi, penurunan kesadaran.
  • Ganja → Eforia, mata merah, mulut kering, banyak bicara dan tertawa, nafsu makan meningkat, gangguan persepsi
  • Sedatif-Hipnotik → Pengendalian diri berkurang, jalan sempoyongan, mengantuk, memperpanjang tidur, hilang kesadaran
  • Alkohol → Mata merah, bicara cadel, jalan sempoyongan, perubahan persepsi, penurunan kemampuan menilai
  • Amfetamin → Selalu terdorong untuk bergerak, berkeringat, gemetar, cemas, depresi, paranoid.

Tanda dan Gejala Putus Zat
  • Opiat → Nyeri, mata dan hidung berair, perasaan panas dingin, diare, gelisah, tidak bisa tidur
  • Ganja → Jarang ditemukan
  • Sedatif-Hipnotik → Cemas, tangan gemetar, perubahan persepsi, gangguan daya ingat, tidak bisa tidur
  • Alkohol → Cemas, depresi, muka merah, mudah marah, tangan gemetar, mual muntah, tidak bisa tidur
  • Amfetamin → Cemas, depresi, kelelahan, energi berkurang, kebutuhan tidur meningkat

3. Data yang Harus Dikaji

1. Sedative-hipnotics (Depresan)
  • Intoksikasi
    1. Penurunan fungsi mental: penurunan kemampuan memahami, gangguan memori, penurunan kemampuan mengambil keputusan, mengantuk, perhatian berkurang atau terbatas.
    2. Kerusakan koordinasi motorik: penekanan bicara, ataksia, hiperefleksia, peningkatan reaksi.
    3. Mood eforia, labil, penurunan kecemasan.
    4. Penghambatan
    5. Disfungsi syaraf cranial: nistagmus, diplopia
    6. Penurunan nadi, penurunan tekanan darah dan respirasi
  • With drawal
    1. Penurunan tingkat kesadaran
    2. Penurunan atau tidak adanya respon terhadap nyeri
    3. Depresi pernafasan
    4. Pernafasan lambat, apneu
    5. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
  • Overdosis
    1. Respon Psikologik
      • Withdrawal ringan: kecemasan akut, iritabel, nervousness, kesulitan konsentrasi, insomnia, nightmares (mimpi buruk).
      • Withdrawal berat: Disorientasi, delirium, paranoid, kekerasan, ketakutan, depersonalisasi.
    2. Respon Fisiologik
      • Tremor, takikardia, headache, iritabel, ansietas, postural hipotensi, insomnia, keringan dingin, hiperefleksi deep tendon refleks, disorientasi.
      • Kejang menyeluruh
      • Kontraksi mioklonik
      • Halusinasi biasanya pendengaran
      • Delirium, kerusakan memory jangka lama dan sekarang, disorientasi, halusinasi penglihatan, pendengaran dan perabaan
      • Hipertensi
      • Diare
      • Hiperpireksia, diaporesis
      • Kolapsnya pembuluh darah

2. Stimulan (amfetamin dan kokain)
  • Intoksikasi
    1. Penghambatan psikologis: kecemasan, keterbatasan dalam pengambilan keputusan, impulsive, hiperseks.
    2. Clear sensori tampak kebingungan dan halusinasi, penurunan keletihan, keinginan tinggi, peningkatan ketertarikan terhadap lingkungan, peningkatan harga diri.
    3. Peningkatan aktivitas psikomotor, tremor.
    4. Peningkatan nadi dan tekanan darah
    5. Penurunan nafsu makan
    6. Midriasis
  • With drawl
    1. Hiperaktifitas, ansietas.
    2. Kebingungan, halusinasi.
    3. Paranoid dapat berkembang menjadi delirium, serangan panic, waham curiga dengan kekerasan dan perilaku menyerang.
    4. Kejang dan koma
    5. Diaporesis dan hiperpireksia
    6. Takikardia krisis hipertensi dengan vasokonstriksi extreme
  • Overdosis
    1. Respon Psikologik
      • Crash fase: depresi, agitasi, high drug craving, keletihan, keinginan untuk tidur, dan tidak adanya drug craving.
      • Withdrawal fase: anhedonia, anergia, ansietas dan sangat membutuhkan cocain
    2. Respon Fisiologik
      • Iskemia miokard
      • Distonia akut

3. Narkotik
  • Intoksikasi
    1. Eforia dengan perubahan sensori persepsi, pemahaman buruk, gangguan memori. 
    2. Mengantuk, penurunan interaksi social
    3. Miosis, kontraksi pupil abnormal
    4. Hipotensi ringan dengan takikardi, penurunan respirasi.
  • With Drawl
    1. Penurunan tingkat kesadaran
    2. Depresi pernafasan berkembang ke apneu dan respitarori arrest
    3. Bradikardia, hipotensi, shock
    4. Atoni gastrointestinal 
  • Overdosis
    1. Psikologis: ansietas, gelisah, disforia, gangguan mood dan tidur
    2. Fisiologik: kram pada lambung, nausea dan vomiting, diaforesis, hipertensi. nyeri pada otot dan punggung, bulu kuduk berdiri, menguap, midriasis, diare

4. Alkohol
  • Intoksikasi
    1. Penghambatan psikologis: kecemasan, keterbatasan dalam pengambilan keputusan, impulsive, hiperseks
    2. Clear sensori tanpa kebingungan dan halusinasi, penurunan keletihan, keinginan tinggi, peningkatan ketertarikan terhadap lingkungan, peningkatan harga diri.
    3. Peningkatan aktivitas psikomotor, tremor.
    4. Peningkatan nadi dan tekanan darah
    5. Penurunan nafsu makan
    6. Midriasis
  • With Drawl
    1. Respirasi menurun
    2. Merasa dingin
    3. Kulit lembab
    4. Pupils konstriksi
  • Overdosis
    1. Gelisah, iritabel, ansietas, agitasi
    2. Anoreksia, nausea, vomiting
    3. Tremor, Peningkatan nadi, peningkatan tekanan darah
    4. Insomnia, sering mimpi buruk
    5. Kerusakan konsentrasi, memori dan pengambilan keputusan
    6. Peningkatan sensitivitas terhadap bunyi/suara, perubahan sensasi raba
    7. Delirium (disorientasi waktu, tempat dan orang)
    8. Delusi biasanya paranoid
    9. Kejang grand mal
    10. Peningkatan temperatur

5. Opiat
  • Intoksikasi
    1. Eforia dengan perubahan sensori persepsi, pemahaman buruk, gangguan memori
    2. Mengantuk, penurunan interaksi social
    3. Miosis, kontraksi pupil abnormal
    4. Hipotensi ringan dengan takikardia, penurunan respirasi. 
  • With Drawl
    1. Penurunan tingkat kesadaran
    2. Depresi pernafasan berkembang ke apneu dan respiratori arrest
    3. Bradikardia, hipotensi, shock
    4. Atoni gastrointestinal
  • Overdosis
    1. Awal →Kecemasan, insomnia, peningkatan pernafasan, berkeringat, lakrikasi, menguap, rhinorrhea (ingusan), piloerection(merinding), gelisah, anoreksia, iritabilitas, dilatasi pupil
    2. Lanjut → Insomnia, nausea dan vomiting, diare, kelemahan, kram abdomen, takikardi 7. hipertensi, muscle spasm, nyeri otot dan tulang

6. Marijuana
  • Intoksikasi
    1. Perubahan terhadap rasa
    2. Penurunan kemampuan berkonsentrasi, pasif, lesu, kerusakan memory jangka pendek, mengantuk atau hiperaktivitas, perubahan sensori persepsi.
    3. Takikardia dengan hipotensi ortostatik
    4. Infeksi konjungtiva, nistagmus
    5. Peningkatan nafsu makan
    6. Mulut kering
  • With Drawl
    1. Reaksi kecemasan atau panic
    2. Depersonalisasi
    3. Waham curiga 
  • Overdosis
    1. Iritabel
    2. Kesulitan tidur
    3. Sama seperti kokain

7. Inhalants
  • Intoksikasi
    1. Eforia, pusing, excitation, pleasant exhilaration, halusinasi penglihatan dan pendengaran
    2. Bersin
    3. Nausea dan vomiting
  • With Drawl
    1. Bingung, kurang control diri, kesadaran menurun, kejang
    2. Headaches, rinnitus, penglihatan kabur, diplopia, nistagmus
    3. Ketidakordinasi otot, penekanan bicara, penurunan refleks
    4. Kardiak aritmia, edema pulmonary
    5. Keinginan bunuh diri 
  • Overdosis → Sama dengan alcohol

4. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah: Koping individu tidak efektif

5. Tindakan Keperawatan

Tujuan Keperawatan
  1. Pasien dapat mengatasi tanda dan gejala intoksikasi atau putus zat
  2. Pasien dapat mengenali dampak penggunaan zat
  3. Pasien dapat meningkatkan motivasi untuk berhenti menggunakan zat
  4. Pasien dapat mengontrol keinginan untuk menggunakan zat
  5. Pasien dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah
  6. Pasien dapat mengubah gaya hidup
  7. Pasien dapat menggunakan terapi psikofarmaka secara tepat dan benar

Tindakan Keperawatan
  1. Diskusikan bersama pasien tentang dampak penggunaan zat terhadap:
    • Kesehatan: tanda dan gejala intoksikasi dan penyakit fisik
    • Sosial atau hubungan dengan orang lain (pergaulan)
    • Pendidikan atau pekerjaan
    • Ekonomi atau keuangan
    • Hukum
  2. Diskusikan tentang kehidupan pasien sebelum menggunakan zat, kemudian harapan pasien untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang setelah tahu dampaknya.
  3. Diskusikan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti.
    • Hal-hal positif yang masih dipunyai pasien (kesehatan/pergaulan/pendidikan/pekerjaan/ekonomi/hukum), misalnya pasien masih kuat secara fisik, tidak ada komplikasi penyakit akibat penggunaan zat
    • Latih pasien untuk mensyukuri keadaannya tersebut
      1. Sebutkan lebih sering hal-hal yang patut disyukuri (latihan afirmasi)
      2. Sebutkan berulang-ulang keinginan untuk berhenti (latihan afirmasi)
  4. Diskusikan cara mengontrol keinginan menggunakan zat dengan cara:
    • Menghindar, misalnya: tidak pergi ke tempat-tempat yang ada pengedar, tidak melewati tempat yang mempunyai kenangan saat masih menggunakan zat, tidak bergabung/bergaul dengan pengguna
    • Mengalihkan, misalnya: menyibukkan diri dengan aktivitas yang padat dan menyenangkan.
    • Menolak, misalnya: mengatakan tidak, walaupun ditawarkan gratis dan tetap mengatakan tidak, walaupun sekali saja.
    • Latih pasien mengontrol keinginan menggunakan zat
      1. Menghindar
      2. Mengalihkan
      3. Menolak
  5. Diskusikan cara menyelesaikan masalah yang sehat
    • Mengenali cara pasien menyelesaikan masalah selama ini, misalnya segera menggunakan zat bila ada masalah.
    • Untung rugi cara tersebut digunakan.
    • Tawarkan cara yang sehat untuk menyelesaikan masalah, contoh:
      1. Secara verbal: jika pasien sering dicurigai dan dituduh pakai NAPZA oleh orang tua maka pasien mengungkapkan bahwa pasien kecewa belum dipercaya oleh keluarga, kemudian bicarakan dengan orang tua bahwa tidak dipercaya itu membuat kesal dan dapat menimbulkan sugesti, katakan hal-hal yang diharapkan terhadap orang lain secara jujur dan terbuka, sepakati dengan orang tua kalau pasien akan mengatakan secara jujur pada keluarga jika pasien ternyata pakai lagi, dan keluarga akan membantu pasien untuk berobat.
      2. Secara fisik: ambil waktu luang untuk diri sendiri dengan jalan-jalan, melakukan aktivitas untuk menyalurkan kekesalan, seperti olahraga, relaksasi atau kegiatan lain yang disukai pasien
      3. Secara sosial: cari bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah.
      4. Secara spiritual: mengadukan masalah kepada Tuhan dan meyakini bahwa akan ada bantuan dari YANG MAHA KUASA.
    • Latih pasien menggunakan cara tersebut dengan:
      1. Mengenali situasi yang berisiko tinggi
      2. Kondisi emosi negatif, misalnya kesal, dituduh pakai lagi
      3. Konflik dengan orang lain, misalnya bertengkar karena dilarang keluar rumah atau dituduh mencuri.
      4. Tekanan sosial, misalnya dipaksa sebagai syarat untuk bergabung dengan kelompok tertentu.
      5. Tidak menggunakan zat untuk menyelesaikan masalah, tetapi menggunakan cara yang sehat menyelesaikan masalah.
      6. Diskusikan gaya hidup yang sehat
        • Makan dan buang air secara teratur
        • Bekerja dan tidur secara teratur
        • Menjaga kebersihan diri
        • Latih pasien mengubah gaya hidup: (1) Tentukan aktivitas sehari-hari dan hobi; (2) Buat jadwal aktivitas; (3) Tentukan pelaksanaan jadwal tersebut.
      7. Latih pasien minum obat sesuai terapi dokter tekankan pada prinsip benar dosis obatnya

6. Evaluasi Asuhan Keperawatan pada Penyalahgunaan Zat

Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat memerlukan perhatian dan kewaspadaan perawat. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengevaluasi hasil intervensi terhadap pasien dengan penyalahgunaan zat.
  • Apakah pasien telah mencapai tujuan yang telah ditentukan?
  • Dapatkah pasien berkomunikasi secara efektif tanpa harus membela diri?
  • Apakah pasien melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menggunakan obat?
  • Apakah pasien terlibat secara aktif pada berbagai kegiatan sosial eksternal?
  • Apakah pasien mampu memanfaatkan sumber internal secara konsisten agar dapat produktif di tempat bekerja dan terlibat dalam hubungan interpersonal yang berarti?