Widget HTML #1

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Keamanan dan Kenyamanan


A. PENGKAJIAN

Pada kebutuhan keamanan, pengkajian menunjukkan pengelompokan data yang mengidentifikasi klien mempunyai risiko keamanan yang aktual atau potensial. Sedangkan pengkajian pada masalah nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas dan waktu serangan.

Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST yaitu:
  • Pemacu, yaitu faktor yang mempengaruhi gawat/ringannya nyeri
  • Quality, dari nyeri, seperti rasa tajam, tumpul atau tersayat
  • Region, yaitu daerah perjalanan nyeri
  • Severity, adalah keparahan atau intensitas nyeri
  • Time, lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berikut beberapa contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk risiko keamanan dan kenyamanan:

1. Keamanan
  • Risiko cedera berhubungan dengan: perubahan mobilisasi, penataan lingkungan fisik di rumah.
  • Risiko keracunan berhubungan dengan: kontaminasi zat kimia pada makanan atau air, penyimpanan obat-obatan yang mudah dijangkau oleh anak-anak, penurunan penglihatan.
  • Risiko asfeksia berhubungan dengan: penurunan kemampuan motorik, bantal yang terletak di atas tempat tidur bayi, ventilasi alat pemanas yang kurang tepat.
  • Gangguan proses pikir berhubungan dengan: kehilangan memori, kesulitan tidur, efek samping obat.
  • Defisit pengetahuan berhubungan dengan: salah interpretasi informasi, perubahan fungsi kognitif.

2. Kenyamanan/nyeri
  • Nyeri akut akibat fraktur panggul.
  • Nyeri kronis akibat artritis.
  • Gangguan mobilitas akibat nyeri pada ekstremitas.
  • Kurangnya perawatan diri akibat ketidakmampuan menggerakkan tangan.
  • Cemas akibat adanya peningkatan nyeri.

3. Intervensi/Perencanaan
Pada klien yang mengalami gangguan keamanan. Perawat merencanakan intervensi yang individual dengan berdasarkan beratnya risiko yang dihadapi klien, tahap perkembangan, status kesehatan, dan gaya hidup klien. Sedangkan untuk memberikan kenyamanan klien, intervensi yang dilakukan adalah:
  • Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri;
  • Menggunakan berbagai teknik non invasif untuk memodifikasi nyeri yang dialami;
  • Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti memberikan analgesik sesuai dengan program yang ditentukan.

4. Implementasi/Pelaksanaan
Implementasi dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan keamanan klien. Sedangkan pada kenyamanan, implementasi dilakukan untuk mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan.

5. Evaluasi
Rencana keperawatan yang dirancang untuk mengurangi risiko cedera pada klien, dievaluasi dengan cara membandingkan kriteria hasil dengan tujuan yang ditetapkan selama tahap perencanaan.

Sedangkan evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespons rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri, adanya respons fisiologis yang baik dan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.