Widget HTML #1

Komunikasi Efektif Dalam Dunia Keperawatan


BLOGPERWAT.NET - Anda pastinya tahu bahwa salah satu modal dasar yang harus dimiliki manusia dalam mematangkan kepribadian salah satunya dapat dilihat dari kemampuan dalam berkomunikasi.

Dalam keadaan normal dan sehat manusia akan mampu berkomunikasi secara lancar dan tidak ada hambatan. Namun ada kalanya manusia dihadapkan pada masalah sehari-hari/tekanan hidup, sehingga menyebabkan komunikasi kurang lancar. Pada umumnya keadaan tersebut akan berdampak kurang baik terhadap kesehatan non fisik, jika komunikasi kurang lancar.

Manusia sebagai makhluk social selalu melakukan interaksi dengan manusia lain untuk menjalin hubungan dengan sesamanya. Interaksi tersebut dilakukan melalui komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi seperti ini sebagai salah satu bentuk praktek komunikasi secara umum. Komunikasi sebagai media yang menghubungkan antara orang satu ke dengan yang lain.

Kemampuan komunikasi seseorang dengan orang lain berbeda-beda baik dari cara bicara, nada, irama yang akan memberi makna yang berbeda-beda pula. Dalam pengembangan kepribadian diperlukan kemampuan berkomunikasi dari manusia sehingga mempunyai fasilitas untuk mengeluarkan keinginan dalam hati yang berbentuk suara atau .pembicaraan

Komunikasi yang terjadi juga didukung oleh factor-factor yang membantu terjadinya proses komunikasi. Jenis komunikasi mana yang dapat dipilih oleh seseorang tersebut akan memudahkan pencapaian tujuan melalui komunikasi. Apapun jenis komunikasi yang dipilihnya pada prinsipnya masing-masing mempunyai maksud yang sama untuk bisa saling memberi dan menerima informasi yang dibutuhkan. Lebih penting lagi informasi yang disampaikan harus bisa efektif dan efisien.

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan kegiatan dalam menyampaikan informasi yang berarti. Komunikasi memerlukan pengirim, pesan, dan penerima pesan yang dituju, meskipun terkadang penerima tidak perlu hadir, namun tetap menyadari dan memahami maksud pesan yang dikirimkan pengirim.

Komunikasi mensyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berbagi area kesamaan komunikatif. Proses komunikasi dikatakan lengkap sekali jika penerima telah memahami pesan dari pengirim. Lebih luas lagi praktek komunikasi dalam pengembangan kepribadian membutuhkan cara khusus sehingga tercapai komunikasi yang efektif yang diperlukan dalam membentuk kepercayaan diri seseorang. Namun begitu komunikasi tidak selalu lancar. Adakalanya harus terhenti atau gagal dilanjutkan karena beberapa hambatan.

Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu:
  1. Status effect → Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
  2. Semantic Problems → Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh: pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain pendapatnya.
  3. Perceptual distorsion → Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
  4. Cultural Differences → Hambatan yang terjadi disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh: kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
  5. Physical Distractions → Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya: suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
  6. Poor choice of communication channels → Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
  7. No Feed back → Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh: Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer

B. Strategi Komunikasi Efektif Dalam Mengembangkan Diri

Saat berkomunikasi jangan biarkan stress dan pikiran negative mengubah anda menjadi murung, tetaplah gembira dengan latihan kepribadian berikut ini:
  1. Tetaplah tersenyum → Usahakan tetap tersenyum betapa pun anda memiliki hari-hari yang tidak menyenangkan. Hal ini mungkin terasa seperti terpaksa saat itu tapi anda kemudian akan terheran-heran begitu besar senyum dapat meningkatkan spirit anda.
  2. Pandai mengontrol diri → Ekspresi wajah merupakan salah satu tanda yang menggambarkan perasaan anda yang paling mudah dikenali. Upayakan ekspresi mimic muka anda netral sekalipun ketika anda tengah marah atau stress dan jangan biarkan dahi berkerut karena kerutan itu perlahan-lahan akan membuat anda tampak lebih tua.
  3. Tetap berkomunikasi → Menutup dan menolak berkomunikasi secara emosi hanya bakal membuat masalah lebih runyam jika hari-hari anda tetap penuh dengan kegelisahan dan ketegangan. Tidak masalah apapun situasinya, cobalah membuat segala sesuatu mudah dan teratur dengan membiarkan berkomunikasi kepada teman atau rekan kerja anda.
  4. Rasakan perasaan orang → Pikirkan bagaimana anda ingin diperlukan orang lain sebelum Anda memuntahkan perasaan kesal kepada orang lain. Tak ada seorang pun di sekitar anda yang ingin menjadi objek cemberut anda. Jika anda tidak ingin diperlukan seperti itu, jangan memberlakukan orang lain seperti itu.
  5. Miliki rasa humor → Seberapa pun beratnya hari-hari anda, cobalah untuk tidak menghilangkan perasaan humor. Tertawa itu baik bagi jiwa dan membantu orang di sekitar anda merasa lebih baik dan tunjukkan Anda memiliki kepribadian baik.

C. Tehnik Komunikasi Menurut Ahli

Dalam proses komunikasi tiap klien/komunikan/penerima pesan tidak sama dalam menerima pesan/informasi, oleh karena itu diperlukan penerapan tehnik berkomunikasi yang berbeda pula.

Tehnik komunikasi berikut ini merupakan komunikasi terbaik, menurut Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl (1920), yaitu:

1. Mendengarkan dengan Penuh Perhatian

Berusaha mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan. Ketrampilan mendengarkan sepenuh perhatian adalah dengan:
  • Pandang klien ketika sedang bicara
  • Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan
  • Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan
  • Hindarkan gerakan yang tidak perlu
  • Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik
  • Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

2. Menunjukkan Penerimaan

Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya.

3. Menanyakan Pertanyaan yang Berkaitan

Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien. Selama pengkajian/pengumpulan data ajukan pertanyaan secara berurutan.

4. Mengulang Ucapan Klien dengan Menggunakan Kata-kata Sendiri

Dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut. Namun perawat harus berhati-hati ketika menggunakan metode ini, karena pengertian bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda.

Contoh:
- K: “saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya terjaga”
- P : “Saudara mengalami kesulitan untuk tidur….”

5. Klarifikasi

Apabila terjadi kesalah pahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, karena informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan. Agar pesan dapat diterima dengan benar, perawat perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti klien.

6. Memfokuskan

Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.

7. Menyampaikan Hasil Observasi

Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.

Contoh:
- “ Anda tampak cemas”.
- “ Apakah anda merasa tidak tenang apabila anda……”

8. Menawarkan Informasi

Tambahan informasi yang memungkinkan penghayatan yang lebih baik bagi klien terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi merupakan pendidikan kesehatan bagi klien. Selain ini akan menambah rasa percaya klien terhadap perawat. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada klien ketika memberikan informasi, tetapi memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.

9. Diam

Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan ketrampilan dan ketetapan waktu, jika tidak, maka akan menimbulkan perasaan tidak enak. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam
terutama berguna pada saat klien harus mengambil keputusan

10. Meringkas

Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Meringkas pembicaraan membantu perawat mengulang aspek penting dalam interaksinya, sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan.

Contoh:
- “Selama beberapa jam, anda dan saya telah membicarakan…”

11. Memberikan Penghargaan

Memberi salam pada klien dengan menyebut namanya, menunjukkan kesadaran tentang perubahan yang terjadi menghargai klien sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggung jawab atas dirinya sendiri sebagai individu. Salam menunjukkan betapa perawat peduli terhadap orang lain dengan bersikap ramah dan akrab.

12. Menawarkan Diri

Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Sering kali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, tehnik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.

Contoh:
- “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”

13. Memberi Kesempatan kepada Klien untuk Memulai Pembicaraan

Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Biarkan klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang peranannya. Dalam interaksi ini perawat dapat menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk membuka pembicaraan.

Contoh:
- “Adakah sesuatu yang ingin anda bicarakan?”
- “Apakah yang sedang saudara pikirkan?”
- “Darimana anda ingin mulai pembicaraan ini?”