Widget HTML #1

Asuhan Keperawatan Kebutuhan Aktivitas

Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Umum

Setelah mengikuti pembelajaran praktik ini, saudara diharapkan mampu melakukan asuhan keperawatan kebutuhan aktivitas.

2. Indikator

Setelah melakukan praktik klinik asuhan keperawatan kebutuhan aktivitas ini saudara diharapkan dapat:
  • Melakukan pengkajian pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas.
  • Merumuskan diagnose keperawatan berdasarkan analisa data sesuai kasus pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas.
  • Melaksanakan perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas.
  • Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas.
  • Melakukan evaluasi tindakan yang sudah dilakukan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas.
  • Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan Aktivitas.

Pokok-Pokok Materi

  1. Pengkajian keperawatan dan klasifikasi data subyektif dan obyektif kebutuhan aktivitas.
  2. Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas.
  3. Perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas.
  4. Implementasi keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas.
  5. Evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas
  6. Dokumentasi keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan aktivitas.

Alat dan Bahan

Sebelum melakukan asuhan keperawatan kebutuhan aktivitas saudara harus menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan:
  1. Form pengkajian
  2. Tempat cuci tangan
  3. Sabun untuk cuci tangan
  4. Handuk
  5. Tensimeter
  6. Jam tangan
  7. Stetoskop
  8. Kursi roda
  9. Kruk

SOP Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur ke Kursi Roda

1. Pengertian

Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan, dilakukan dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

2. Tujuan

  • Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisiknya.
  • Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan.

3. Kebijakan

Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil.

4. Prosedur

a. Persiapan
  1. Persiapan alat:
    • Kursi roda
    • Handscun atau sarung tangan (jika perlu)
  2. Persiapan pasien
    • Pasien berada di tempat tidur
    • Jelaskan prosedur pada pasien
    • Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien bisa menyentuh lantai.
    • Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur, kunci semua roda kurs
b. Pelaksanaan
  1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur
  2. Kaji postural hipotensi
  3. Instruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed.
  4. Instruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul.
  5. Instruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan kaki yang lemah berada di depannya.
  6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau di atas kedua bahu perawat.
  7. Berdiri tepat di depan pasien, condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya di belakang.
  8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat.
  9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap untuk melakukan gerakan.
  10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama menuju kursi roda.
  11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu perawat.
  12. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang paling aman.
  13. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya.
  14. Buka kunci roda pada kursi


SOP Menggunakan Alat Bantu Jalan Kruk


Gambar: jenis kruk

1. Pengertian Kruk

Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.

2. Tujuan Penggunaan Kruk

  • Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi.
  • Menurunkan risiko komplikasi dari mobilisasi.
  • Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain.
  • Meningkatkan rasa percaya diri klien.

3. Fungsi Kruk

  • Sebagai alat bantu berjalan.
  • Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan.
  • Membantu menyokong sebagian berat badan.

4. Indikasi Pengguna Kruk

  • Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.
  • Pasien dengan post op amputasi ekstremitas bawah.
  • Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke.

5. Kontra Indikasi Kruk

  • Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37⁰ C
  • Penderita dalam keadaan bedrest.
  • Penderita dengan post op.

6. Manfaat Penggunaan Kruk

  • Memelihara dan mengembalikan fungsi otot
  • Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok
  • Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
  • Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

7. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk

  • Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan menggunakan kruk.
  • Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk beberapa saat sampai problem hilang.
  • Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
  • Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
  • Perhatikan lingkungan sekitar.
  • Gunakan toilet duduk untuk buang air besar.
  • Bila tidak ada toilet duduk, gunakan toilet biasa dengan kursi yang tengahnya diberi lubang.
  • Jaga keseimbangan tubuh.

8. Teknik Penggunaan Kruk

a. Cara berjalan menggunakan kruk
  1. Langkah I, dengan kruk tetap di tempatnya, tekanan tempat di tangan anda, bukan pada ketiak Anda.
  2. Langkah II, pindahkan kaki dioperasikan dan kedua kruk maju pada saat yang sama.
  3. Langkah III, mencari dan lurus ke depan, langkah pertama melalui kruk dengan kaki dioperasikan diikuti oleh kaki Anda acreage.
b. Teknik turun tangga
  1. Pindahkan berat badan pada kaki yang tidak sakit.
  2. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan berat badan pada kruk.
  3. Gerakkan kaki yang sakit ke depan.
  4. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
c. Teknik naik tangga
  1. Pindahkan berat badan pada kruk
  2. Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak tangga
  3. Pindahkan berat badan dari kruk ke tungkai yang tidak sakit
  4. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
d. Teknik duduk
  1. Klien di posisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki menyentuh kursi.
  2. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.
  3. Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang sakit.
  4. Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih kuat.
e. Teknik naik kendaraan

Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas pintu, bokong diangkat kemudian naikkan kaki yang sakit.

f. Gaya berjalan 4 titik tumpu
  1. Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan.
  2. Langkahkan kaki sebelah kiri ke depan.
  3. Langkahkan kruk sebelah kiri ke depan.
  4. Langkahkan kaki sebelah kanan ke depan.
g. Gaya berjalan 3 titik
  1. Kedua kayu penopang dan kaki yang tidak boleh menyangga dimajukan, kemudian menyusul kaki yang sehat.
  2. Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi dan pola tadi di ulang lagi.
h. Gaya berjalan 2 titik
  1. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama.
  2. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama-sama.
i. Full weight bearing

Berjalan normal, penggunaan alat penyangga di kurangi, lambat laun akhirnya dihilangkan.

j. Partial weight bearing
  1. Dua tangan atau dua tongkat beserta satu tungkai lemah maju serentak.
  2. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan atau tongkat serta sebagian bertumpu pada kaki yang lemah.
k. Non weight bearing
  1. Dua tangan atau dua tungkai yang sakit maju serentak, posisi tungkai yang lemah diangkat bergantung ke arah depan.
  2. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan atau tongkat.
l. Swing to gait
  1. Langkahkan kedua kruk bersama-sama.
  2. Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai pada garis yang menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk.
m. Swing through gait
  1. Langkahkan kedua kruk bersama-sama.
  2. Kedua kaki diangkat, diayunkan melewati garis yang menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk.

Alat Bantu Berjalan Pasien

Pengertian Alat Bantu Jalan

Alat bantu jalan pasien adalah alat bantu jalan yang digunakan pada penderita/pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan.

Jenis Alat Bantu Jalan Pasien

Masing-masing alat bantu jalan memiliki indikasi penggunaan dan cara penggunaan yang berbeda. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan pola berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan, antara lain kemampuan pasien untuk melangkah dengan satu/kedua tungkai, kemampuan weight bearing dan keseimbangan pasien dengan satu kaki/kedua tungkai, dan kemampuan kedua AGA untuk mempertahankan weight bearing & amp; keseimbangan, serta kemampuan mempertahankan tubuh dalam posisi berdiri.

Jenis-jenis alat bantu yang dipakai di antaranya:

1. Kruk
Kruk adalah alat bantu yang terbuat dari logam atau pun kayu dengan panjang yang cukup untuk diraih dari axilla sampai ke tanah atau lantai. Kruk memiliki permukaan cekung yang disesuaikan di bawah lengan dan sebuah balok melintang untuk tangan untuk menyangga berat badan.

Jenis-jenis kruk
  1. Kruk axilla - Dapat mentransfer sampai 80% berat badan. Hal ini membuat kruk axilla lebih baik dalam menopang badan. Kruk axilla memiliki dua bidang tegak lurus yaitu penopang bahu dan pegangan tangan
  2. Kruk nonaxilla - Dapat mentransfer 40-50% berat badan
Kruk tersedia dalam berbagai ukuran berbeda. Extension crutch pada kruk merupakan tambahan agar panjang kruk dapat disesuaikan, sehingga berguna pada anak-anak yang dalam proses pertumbuhan agar dapat disesuaikan dengan perubahan tinggi anak. Selain itu berguna di rumah sakit agar dapat digunakan oleh banyak orang. “Kruk ortho” memiliki penyangga bahu yang berkontur dan pegangan tangan yang dapat disesuaikan, sehingga lebih nyaman dalam penggunaannya.

2. Walker

Walker adalah salah satu alat bantu berjalan yang kerangkanya terbuat dari bahan logam. Alat ini dilengkapi dengan dua gagang yang berfungsi sebagai tempat yang penggunaannya digunakan sebagai tempat pegangan serta menggunakan empat kaki sebagai penumpunya.

Salah satu jenis walker adalah standar walker. Walker jenis ini biasanya digunakan untuk orang tua yang masih kuat mengangkat alat ini untuk berjalan, biasanya orang yang menggunakan alat ini membutuhkan bantuan dari orang lain.

3. Kursi roda

Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorong oleh pihak lain, digerakkan dengan menggunakan tangan, atau digerakkan dengan menggunakan mesin otomatis. Diperkirakan konsep pertama dari sebuah kursi roda telah diciptakan lebih dari 6.000 tahun yang lalu.

Jenis kursi roda
  • Kursi roda manual
  • Kursi roda listrik
Sejarah awal kursi roda - Bukti bahwa evolusi pemikiran manusia mampu mengatasi keterbatasan fisik manusia telah terpaparkan dengan adanya sebuah penemuan benda sebagai pembantu manusia dalam berjalan yaitu kursi roda. Kursi roda untuk pertama kalinya berbentuk ide berdasarkan fungsinya telah nampak sejak tahun 4000 sebelum masehi. Adalah di dataran Mediterania daerah Basin bagian timur yang diduga sebagai cikal bakal ditemukannya kursi roda.

Sebagian pihak menganggap penemuan itu bukanlah kursi roda dan mereka berargumen itu hanyalah penemuan tentang sebuah furnitur bergerak. Bila ditelaah lebih jauh lagi, maka kita seharusnya mengakui penemuan di Mediterania ini sebagai awal adanya ide dasar dari kursi roda.

Penemuan tentang menaruh roda di bawah suatu benda memang tidak begitu fenomenal bagi pemikiran manusia, namun bila dibayangkan penemuan itu adanya diera yang sangat jauh akan sebuah ilmu pengetahuan. Beranjak dari pemikiran masyarakat Mediterania ini kursi roda menjadi hal yang baru bagi peradaban manusia dan mulai memodifikasi fungsi dari furnitur yang dilengkapi roda.

Perkembangan kursi beroda semenjak nampak di dataran Mediterania ini terus berlanjut dari masa ke masa. Untuk yang akan terjabarkan di sini merupakan kelanjutan perkembangannya di seluruh dunia dari berbagai sudut pandang umum.

4. Tripod/Quadripod

Tongkat Kaki 4 dan kaki 3 adalah alat bantu berjalan berupa tongkat dengan kaki-kaki berjumlah 4. Tongkat bisa diatur tinggi rendahnya agar bisa digunakan oleh orang dengan segala umur. Cocok digunakan oleh lansia dan untuk rehabilitasi setelah kecelakaan atau operasi.

5. Stick

Tongkat kaki lipat besi ringan dan kuat untuk orang tua, adalah tongkat kaki yang dapat dilipat menjadi pendek sehingga dapat dimasukkan ke dalam tas atau kantung plastik. Tongkat lipat terbuat dari besi baja yang kuat namun ringan. Tinggi tongkat kaki dapat disetel ketinggiannya menjadi 5 tingkat.

Tehnik Latihan Dengan Alat Bantu

Teknik latihan jalan dengan alat bantu dapat dilakukan dengan berbagai tipe, di antaranya adalah:
  • Full Weight Bearing (FWB): teknik jalan dengan cara tungkai (LE) menyangga penuh berat badan/diberi beban penuh. Tanpa alat bantu.
  • Partial Weight Bearing (PWB): teknik jalan dengan cara tungkai (LE) menyangga sebagian dari BB/diberi beban sebagian pakai alat bantu.
  • Non Weight Bearing (NWB): teknik jalan dengan cara tungkai (LE) tidak menyangga BB/tanpa beban.

Manfaat Penggunaan Alat Bantu Berjalan Pasien

  1. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot
  2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok
  3. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
  4. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

Langkah-Langkah Kegiatan

Asuhan Keperawatan Kebutuhan aktivitas ini dapat saudara lakukan di puskesmas, rumah sakit atau di masyarakat saat saudara praktik asuhan keperawatan komunitas. Langkah awal yang saudara lakukan adalah mempersilakan klien yang datang ke poliklinik rumah sakit/puskesmas untuk duduk di kursi yang ada. Saudara silahkan memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama. Selanjutnya ikuti langkah-langkah berikut ini:
  1. Lakukanlah pengkajian, anamnesa meliputi:
    • Tanyakan identitas pasien (nama, umur, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat).
    • Tanyakan keluhan utama yang dialami pasien bila ada.
    • Tanyakan riwayat kesehatan saat ini meliputi pola P (Paliatif atau penyebab), Q (Quality atau kualitas), R (Regio atau tempat), S (Safety of life), T (Time).
    • Tanyakan riwayat kesehatan yang lalu meliputi apakah pernah sakit sampai dirawat di rumah sakit, jika pernah dirawat, tanyakan jenis sakitnya.
  2. Lakukan pengumpulan data obyektif pada pasien meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), pemeriksaan fisik (head to toe). Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan, lakukan cuci tangan 7 langkah terlebih dahulu.
    • Lakukan klasifikasi data objektif dan subjektif kemudian dilanjutkan dengan analisa data sesuai kasus tersebut.
    • Rumuskan diagnosa keperawatan.
    • Buat perencanaan sesuai diagnosa keperawatan
    • Lakukan tindakan sesuai dengan perencanaan yang sudah di buat.
    • Lakukan evaluasi tindakan yang sudah saudara lakukan.
    • Dokumentasikan asuhan keperawatan kebutuhan aktivitas.