Widget HTML #1

Macam Riset Keperawatan: Kuantitatif dan Kualitatif


Kegiatan Riset Keperawatan

Agar dapat melaksanakan riset Anda perlu ingat bahwa:
  1. Sebelum riset dilakukan, Anda diharuskan membuat perencanaan dengan tujuan agar saat pelaksanaan sedikit hambatan. Hasil kegiatan perencanaan yang Anda lakukan disebut proposal riset.
  2. Setelah proposal riset disusun, Anda melakukan pengumpulan data dan dilanjutkan kegiatan analisis data, menyajikan data, dan interpretasi data agar dapat dipahami orang lain. Hasil kegiatan yang Anda lakukan disebut laporan riset.
  3. Laporan hasil riset keperawatan agar diketahui orang lain dan diterapkan pada praktik keperawatan, harus diterbitkan atau dipublikasikan pada pertemuan ilmiah atau jurnal ilmiah.

Macam Riset Keperawatan

Berdasarkan hasil pengumpulan data riset keperawatan, dapat dikelompokkan menjadi dua macam riset keperawatan yaitu:

1. Riset Kuantitatif

Adalah riset yang menekankan hasil pengumpulan data variabel riset berbentuk nilai yang dapat dianalisis dengan operasional matematika yaitu tambah (+), kurang (-), perkalian (x), dan pembagian (:). Variabel yang dapat dikuantitatif adalah variabel yang diukur menggunakan alat ukur dan memiliki satuan, misalnya tekanan darah, saturasi oksigen dalam pembuluh darah perifer, jumlah nadi, jumlah pernafasan, dan sebagainya. Sehingga hasil pengumpulan data dapat diringkas menjadi sederhana.

Teladan 1: Rerata kadar hemoglobin darah penduduk Desa Saya sebanyak 5022 orang sebesar 9,8 g% dengan simpangan baku 1,3 g%.

Kadar Hemoglobin hasil pengumpulan data dapat diringkas: 9,8 + 1,3 g%.

2. Riset Kualitatif

Adalah riset yang menekankan hasil pengumpulan data variabel riset berbentuk informasi suatu fenomena atau keadaan, biasanya digunakan untuk melakukan riset tentang budaya atau kebiasaan masyarakat.

Hasil pengumpulan data variabel tidak memiliki satuan, sehingga harus diuraikan dan kesimpulan yang disusun berdasarkan kemampuan logika berpikir perawat yang melakukan riset.

Logika berpikir digunakan adalah berpikir deduktif dan induktif. Berpikir deduktif  adalah metode berpikir dari hal umum dahulu dan dihubungkan hal khusus. Berpikir induktif adalah metode berpikir yang bertolak dari hal khusus ke umum.

Teladan 2: Perawat melakukan riset tentang budaya persalinan pada suku Sayang. Variabel riset yang dikumpulkan datanya adalah budaya. Budaya tidak dapat dikumpulkan datanya menggunakan kuesioner, tetapi harus melalui pengamatan dan wawancara. Hasil pengamatan dapat berbentuk persepsi perawat, foto, dan hasil wawancara suatu informasi tentang budaya yang tidak dapat dinilai dengan angka.

Budaya persalinan pada suku Sayang adalah selama kehamilan peran suami dari ibu hamil adalah ……, menjelang persalinan dilakukan upacara spiritual yang dipimpin ketua adat atau suku dengan cara ……, dan setelah anak lahir dilakukan upacara adat suku Sayang yaitu …….

Karakteristik Riset Keperawatan

Dari teladan 1 dan 2 di atas terdapat perbedaan karakteristik antara riset kuantitatif dan kualitatif, penjelasan lebih lanjut pada tabel berikut ini:

Perbedaan Antara Riset Kuantitatif dan Kualitatif

No Karakteristik Riset kuantitatif Riset kualitatif
1
Data variabel Berbentuk nilai Berbentuk informasi atau fenomena
2
Analisis Operasional matematika secara tambah (+), kurang (-),
perkalian (x), dan pembagian (:)
Kemampuan riset untuk membuat tema
3
Pengumpulan data Menggunakan alat ukur Menggunakan wawancara atau pengamatan
4
Ukuran variabel Ada satuan Tidak ada satuan
5
 Simpulan Uji statistika Logika berpikir (deduktif atau induktif)
6
Isi simpulan Angka Kalimat

Riset keperawatan dapat dilakukan kegiatan riset kuantitatif dan kualitatif, bergantung variabel yang hendak dilakukan riset. Perhatikan teladan 3 dan 4 di bawah.

Teladan 3: Anda melakukan riset tentang pengaruh kemampuan mobilisasi anggota gerak terhadap kemampuan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri pasien pasca operasi yang menjalani rawat inap di ruang Dahlia.

Terdapat dua variabel yang hendak diriset yaitu mobilisasi anggota gerak yang dihasilkan seberapa besar kemampuan mobilisasi dan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri yang dihasilkan seberapa skor pemenuhan kebutuhan kebersihan diri. Pada kedua variabel mobilisasi dan kebersihan diri mempunyai alat ukur dan satuan yang berbeda. Sehingga, hasil pengumpulan data dua variabel dapat dianalisis dengan uji pengaruh.

Riset pada teladan 3 di atas adalah riset keperawatan kuantitatif.

Teladan 4: Anda melakukan riset tentang masalah keperawatan yang muncul pada penderita yang menjalani hemodialisis yang dirawat di ruang Melati.

Variabel risetnya yaitu masalah keperawatan yang dihasilkan dari kegiatan (1) wawancara tentang keluhan, upaya, dan kebiasaan sehari hari dan (2) pengamatan tentang keadaan kulit. Hasil pengumpulan data dengan cara wawancara berbentuk informasi (berupa kalimat) dan dengan pengamatan berbentuk persepsi atau foto. Hasil pengumpulan data, selanjutnya oleh Anda sebagai perawat dikelompokkan dalam kategori informasi yang sejenis. Analisis bergantung penuh pada Anda sebagai periset tentang pengetahuan hemodialisis yang dimiliki dan kemampuan berpikir logis.

Riset pada teladan 4 di atas adalah riset keperawatan kualitatif.

Tahapan Riset Kuantitatif dan Kualitatif

Riset kuantitatif dan kualitatif memiliki tahapan yang berbeda, perhatikan di bawah ini:

Tahapan riset kuantitatif:

  1. Identifikasi Masalah, Pemilihan Masalah, Perumusan Masalah, dan Judul Riset
  2. Tinjauan Pustaka
  3. Kerangka Konseptual
  4. Hipotesis Riset
  5. Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel
  6. Rancangan Riset
  7. Penentuan Sampel
  8. Pengumpulan Data
  9. Analisis Data
  10. Interpretasi Hasil (Pembahasan)
  11. Simpulan

Tahapan riset kualitatif:

  1. Identifikasi Masalah, Pemilihan Masalah, Perumusan Masalah, dan Judul Riset
  2. Tinjauan Pustaka
  3. Identifikasi variabel
  4. Informan (Subyek) Riset
  5. Pengumpulan Data
  6. Analisis Data
  7. Interpretasi Hasil (Pembahasan) 
  8. Simpulan
Terdapat perbedaan jumlah tahapan yang harus dilakukan pada riset kuantitatif dan kualitatif. Sesuai jumlah riset kuantitatif memiliki 11 tahap dan riset kualitatif memiliki 8 tahap. Perbedaan jumlah tahapan ini bukan berarti semakin sedikit tahapan yang dilakukan semakin mudah kegiatan yang akan dilakukan. Ada diskusi periset yang sering dibahas “Pembuatan proposal riset kuantitatif lebih sulit penyusunannya tetapi lebih mudah pelaksanaan dan analisisnya” dan “Pembuatan proposal riset kualitatif lebih mudah penyusunannya tetapi lebih sulit pelaksanaan dan analisisnya”.

Anda sebagai perawat yang hendak melakukan riset pada saat memilih jenis riset perlu mempertimbangkan dan mengukur kemampuan dan ketersediaan tenaga, waktu, dan biaya yang dimiliki dan tersedia.

Persamaan dan perbedaan antara riset kuantitatif dan kualitatif

No Tahapan Riset Riset Kuantitatif Riset kualitatif
1
Identifikasi Masalah, Pemilihan Masalah, Perumusan Masalah, dan Judul Riset Suatu kegiatan periset yang membutuhkan kemampuan untuk berpikir fokus tentang kesenjangan (gap) antara harapan dan kenyataan yang perlu diberikan alternatif penyelesaian melalui kegiatan riset. Setelah dirumuskan masalah riset dan alternatif penyelesaian yang ditawarkan periset, selanjutnya dirumuskan judul riset. Suatu kegiatan periset yang membutuhkan kemampuan untuk berpikir fokus tentang kesenjangan (gap) antara harapan dan kenyataan yang perlu diberikan alternatif penyelesaian melalui kegiatan riset. Setelah dirumuskan masalah riset dan alternatif penyelesaian yang ditawarkan periset, selanjutnya dirumuskan judul riset.
2
Tinjauan Pustaka Suatu kegiatan periset menemukan dasar riset berdasar teori yang ada dan hasil riset terkini yang telah dipublikasi dalam jurnal ilmiah yang diakui. Suatu kegiatan periset menemukan dasar riset berdasar teori yang ada dan hasil riset terkini yang telah dipublikasi dalam jurnal ilmiah yang diakui.
3
Kerangka Konseptual Suatu kegiatan untuk menggambarkan keterkaitan antar variabel yang akan diriset. Tidak dilakukan karena variabel yang akan diteliti memiliki variasi, misalnya fenomena antar tempat.
4
Hipotesis Riset Perlu disusun jika tujuan riset untuk mengetahui atau menilai hubungan, pengaruh, atau perbedaan antar variabel. Jika tujuan riset hanya untuk mendeskripsikan variabel, hipotesis riset tidak perlu disusun. Tidak disusun karena tujuan riset untuk mendeskripsikan variabel.
5
Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel vs Identifikasi Variabel Suatu kegiatan periset untuk klasifikasi variabel riset ke dalam jenis variabel yaitu variabel sebab, antara, atau tergantung. Klasifikasi sangat penting karena setiap variabel memiliki fungsi berbeda. Terpenting adalah periset harus memberikan definisi operasional variabel karena setiap periset dapat mendefinisi operasionalkan yang berbeda dan sangat tergantung dengan telaah pustaka yang dilakukan. Variabel riset cukup diidentifikasi karena dengan riset kualitatif akan mendapatkan informasi yang akan dideskripsikan. Definisi operasional sangat tergantung informan yang memberikan data.
6
Rancangan Riset Periset perlu menetapkan karena setiap rancangan (desain) riset mempengaruhi proses riset, penetapan sampel, dan analisis agar riset yang dibuat baik. Rancangan (desain) riset ini jelas eksploratif.
7
Penentuan Sampel vs Informan (Subyek) Riset Periset perlu menetapkan keadaan dan memilih sampel riset agar diperoleh data yang cukup. Besar sampel harus mewakili populasi. Besar sampel yang dipilih didasarkan metode sampling yang digunakan (random atau nonrandom). Dikenal sebagai informan (subyek) riset, banyak dan siapa yang menjadi informan tergantung pada kondisi, tempat, dan situasi riset. Banyak informan yang diperlukan bergantung pada tingkat kejenuhan informasi yang diperoleh. Metode sampling yang digunakan adalah sampling bola salju.
8
Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pengumpulan data menggunakan suatu alat, yang dapat dikategori dalam pabrikasi, terstandar, dan buatan sendiri. Metode pengumpulan data harus dilakukan secara langsung kepada informan dan diperlukan partisipasi (keterlibatan) periset. Pengumpulan data menggunakan pertanyaan terbuka dan berkembang menjadi pertanyaan lanjutan sesuai informasi (jawaban) dari informan pertama.
9
Analisis Data Menggunakan operasional matematika dan uji statistika sesuai variabel yang dikumpulkan datanya. Setiap informasi yang diperoleh perlu dikelompokkan dalam suatu tema yang mirip, diperlukan kemampuan logika berpikir periset yang baik.
10
Interpretasi Hasil Didasarkan pada angka yang dihasilkan. Didasarkan pada logika berpikir, pengetahuan, pengalaman, dan keluasan periset.
11
Simpulan Berupa angka untuk menjawab tujuan riset. Berupa kalimat untuk menjawab tujuan riset.