Widget HTML #1

Pengertian Parasit dan Macamnya Serta Hubungan Parasit dan Host


BLOGPERAWAT.NET - Kita tau bahwa di sekitar kita banyak terdapat organisme yang sangat erat dengan kehidupan dan mempengaruhi kesehatan kita. Dalam postingan kali ini akan dibahas konsep parasitologi seperti hubungan parasit dan host dan macam parasit dan pengaruhnya pada manusia.

Pengertian Parasit

Parasit adalah organisme yang hidupnya menumpang (mengambil makanan dan kebutuhan lainnya) dari makhluk hidup lain. Organisme yang ditumpangi atau mendukung parasit disebut host atau inang atau tuan rumah.

Parasitisme adalah hubungan timbal balik antara satu organisme dengan organisme lain untuk kelangsungan hidupnya, dimana salah satu organisme dirugikan oleh organisme lainnya.

Parasitologi medis adalah ilmu yang mempelajari tentang semua organisme parasit pada manusia. Parasit yang termasuk dalam parasitologi medis ialah protozoa, cacing, dan beberapa arthropoda.

Macam-Macam Parasit

Menurut tempat hidupnya di tubuh manusia, parasit dibedakan menjadi endoparasit dan ektoparasit.
  1. Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh manusia, misalnya: di dalam darah, otot dan usus, contohnya Plasmodium sp.
  2. Ektoparasit adalah parasit yang hidup menempel pada bagian luar kulit dan kadang-kadang masuk ke dalam jaringan di bawah kulit, misalnya Sarcoptes scabei.
Sedangkan menurut tingkat ketergantungannya, parasit dibedakan menjadi obligat parasit dan fakultatif parasit.
  1. Obligat parasit adalah parasit yang tidak bisa hidup bila tidak menumpang pada host, misalnya Plasmodium spp.
  2. Fakultatif parasit adalah parasit yang dalam keadaan tertentu dapat hidup sendiri di alam, tidak menumpang pada host, misalnya Strongyloides stercoralis.
  3. Parasit tidak permanen adalah parasit yang hidupnya berpindah-pindah dalam satu tuan rumah ke tuan rumah yang lain. Contoh: nyamuk, kutu busuk.
Menurut derajat parasitisme, parasit dibagi menjadi:
  1. Komensalisme adalah hubungan dimana suatu organisme mendapat keuntungan dari jasad lain akan tetapi organisme tersebut tidak dirugikan.
  2. Mutualisme adalah hubungan dua jenis organisme yang keduanya mendapat keuntungan.
  3. Simbiosis adalah hubungan permanen antara dua organisme dan tidak dapat hidup terpisah.
  4. Pemangsa (predator) adalah parasit yang membunuh terlebih dahulu mangsanya dan kemudian memakannya.

Macam-Macam Host (inang)

Sebagian besar parasit yang hidup pada tubuh host tidak menyebabkan penyakit (parasit non-patogen), namun dalam parasitologi medis kita akan fokus pada parasit (patogen) yang menyebabkan penyakit pada manusia. Host (inang) adalah tempat hidup parasit.

Ada beberapa macam host, antara lain:
  1. Host definitif yaitu host tempat parasit hidup tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak secara seksual.
  2. Host perantara adalah tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang siap ditukarkan kepada host (manusia).
  3. Host reservoir adalah hewan yang mengandung parasit yang menjadi sumber infeksi bagi manusia.
  4. Host paratenik adalah hewan yang mengandung stadium infektif parasit, dan stadium infektif ini dapat ditularkan menjadi dewasa pada host definitif.

Hubungan Parasit dan Host

Hubungan parasit dengan host dan menimbulkan gejala penyakit disebut infeksi. Penyakit yang disebabkan oleh parasit disebut parasitosis. Vektor adalah spesies (umumnya serangga) yang dapat menularkan parasit pada manusia dan hewan.

Setelah dijelaskan tentang berbagai jenis hubungan antara host dan parasit, berikut ini akan diperlihatkan efek yang dibawa parasit ke host dan reaksi yang berkembang pada tubuh host karena invasi parasit.

a. Pengaruh Parasit pada Host

Kerusakan yang dihasilkan parasit patogenik dalam jaringan host dapat dijelaskan dalam dua cara berikut, yaitu:
  1. Efek langsung parasit terhadap host
    • Cedera mekanik, dapat ditimbulkan oleh tekanan parasit akibat pertumbuhan yang lebih besar, misalnya: kista hidatidosa menyebabkan penyumbatan saluran.
    • Efek merusak dari zat beracun pada Plasmodium falciparum, menghasilkan zat beracun yang dapat menyebabkan kerasnya dan gejala lainnya.
    • Pengambilan nutrisi, cairan, dan metabolit oleh parasit dapat menghasilkan penyakit melalui persaingan dengan host untuk mendapatkan nutrisi.
  2. Efek tidak langsung parasit pada host
    • Reaksi imunologis, kerusakan jaringan dapat disebabkan oleh respons imunologi host, misalnya: sindrom nefritis setelah infeksi Plasmodium.
    • Proliferasi berlebihan dari jaringan tertentu karena invasi oleh beberapa parasit dapat juga menyebabkan kerusakan jaringan pada manusia, misalnya fibrosis hati setelah pengendapan ovum dari Schistosoma.

b. Penularan Parasit

Penularan parasit tergantung pada sumber atau reservoir infeksi, dan cara penularannya.
  1. Sumber infeksi
    • Manusia - Merupakan sumber atau perantara terbesar infeksi parasitik (contohnya taeniasis, amoebiasis, dan lain-lain). Suatu kondisi dimana infeksi ditularkan dari satu orang ke orang lain disebut antroponisis.
    • Hewan - Dalam banyak penyakit parasit, hewan berperan sebagai sumber infeksi. Suatu keadaan dimana infeksi ditularkan dari hewan ke manusia disebut zoonosis (misalnya, hidatidiasis).
  2. Cara penularan - Penularan parasit dari satu host ke host yang lain, disebabkan oleh bentuk parasit tertentu dikenal sebagai stadium infeksi. Stadium infeksi pada berbagai parasit ditularkan dari satu host ke host yang lain dalam beberapa cara berikut:
    • Rute oral. Konsumsi makanan, air, sayuran atau tempat yang terkontaminasi oleh stadium infeksi parasit. Cara penularan ini pada beberapa parasit dikenal sebagai rute fecal oral (misalnya kista Giardia intestinalis dan Entamoeba histolytica, telur Ascaris lumbricoides, dan Trichuris trichura.
      • Mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang. Infeksi dapat ditularkan secara oral bila konsumsi daging mentah atau setengah matang yang mengandung parasit infektif (misalnya: daging babi mengandung selulosa cysticercus, tahap larva Taenia solium).
      • Mengkonsumsi ikan dan kepiting yang kurang matang atau mentah. Infeksi juga dapat ditularkan dengan konsumsi ikan dan kepiting mentah atau setengah matang yang mengandung stadium infektif parasit (misalnya: kepiting mengandung stadium parasit infektif, kepiting atau udang air tawar mengandung metasercaria Paragonimus westermani, ikan mengandung metaserkaria Clonorchis sinensis, dan lain lain).
      • Mengkonsumsi air mentah atau belum matang. Infeksi dapat ditularkan lewat makanan mentah atau air belum masak yang menyembunyikan bentuk parasit infektif (misalnya: air kacang dada, dll mengandung metaserkaria pada Fasciolopsis buski dan Fasciola hepatica).
    • Penetrasi kulit dan membran mukosa - Infeksi ditransmisikan dengan:
      • Penetrasi kulit oleh larva filaria (filariformy larva) pada cacing tambang, Strongyloides stercoralis yang kontak dengan tanah tercemar feces.
      • Tusukan kulit oleh serkaria pada Schistosoma japonicum, S. Mansoni, dan S. haematobium yang kontak dengan air yang terinfeksi. Bagian kulit yang dipenetrasi adalah bagian kulit yang tipis, misalnya: di daerah jari jemari, kulit perianal, dan kulit perineum.
    • Inokulasi vektor arthropoda - Infeksi juga dapat ditularkan dengan inokulasi ke dalam darah melalui nyamuk, seperti pada penyakit malaria dan filariasis.
    • Kontak seksual - Trichomoniais dapat ditularkan melalui kontak seksual. Entamoebiasis dapat ditularkan melalui kontak seksual anal oral, seperti pada kalangan homoseksual.

c. Parasitologi Medis

Dalam konsep parasitologi medis, setiap parasit penting dibahas tentang morfologi, distribusi geografis, cara infeksi, siklus hidup, hubungan host/ parasit, patologi dan manifestasi klinis infeksi, diagnosis laboratorium, pengobatan dan pencegahan/tindakan pengendalian parasit. Berikut ini disajikan beberapa kriteria tersebut.
  1. Morfologi -Meliputi ukuran, bentuk, warna dan posisi organel yang berbeda dalam parasit pada berbagai tahap perkembangannya. Hal ini penting dalam diagnosis laboratorium yang membantu untuk mengidentifikasi berbagai tahap pengembangan dan membedakan antara patogen dan organisme komensal. Contoh: Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli.
  2. Distribusi geografis - Beberapa dari parasit banyak ditemukan di daerah tropis. Distribusi parasit tergantung pada:
    • Spesifisitas host, misalnya: Ancylostoma duodenale membutuhkan manusia sebagai host, sementara Ancylostoma caninum membutuhkan anjing sebagai host.
    • Kebiasaan makan, misalnya konsumsi daging mentah atau kurang matang atau sayuran predisposisi Taeniasis.
    • Kemudahan parasit melarikan diri dari host, parasit yang dilepaskan dari tubuh bersama dengan feses dan urin lebih cepat terdistribusi dibandingkan parasit memerlukan vektor atau kontak cairan tubuh langsung untuk transmisi.
    • Kondisi lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup di luar tubuh host, yaitu suhu, keberadaan air, kelembaban, dan sebagainya.
    • Adanya host yang sesuai, parasit yang tidak memerlukan host perantara (vektor) untuk penularan lebih luas didistribusikan daripada parasit yang membutuhkan vektor.
  3. Siklus hidup parasit - Siklus hidup adalah rute yang dilalui oleh parasit dari saat masuk ke host di dalam host sampai ke luar dari host dan masuk kembali. Suatu parasit dapat melibatkan satu host atau lebih, melibatkan satu atau lebih sebagai perantara (intermediate host). Siklus hidup parasit terdiri dari dua fase utama:
    1. Fase di dalam tubuh. Siklus hidup parasit di dalam tubuh memberikan informasi tentang gejala dan kelainan akibat infeksi parasit, serta metode diagnosis dan pemilihan obat yang tepat.
    2. Fase di luar tubuh manusia. Siklus parasit di luar tubuh, memberikan informasi penting yang berkaitan dengan epidemiologi, pencegahan, dan pengendalian.
  4. Hubungan host-parasit - Infeksi parasit adalah masuknya dan perkembangan suatu parasit dalam tubuh. Setelah parasit penyebab infeksi masuk ke dalam tubuh host, parasit bereaksi dengan cara yang berbeda dan bisa mengakibatkan, antara lain:
    • Status carrier-hubungan host-parasit yang sempurna di mana kerusakan jaringan oleh parasit diseimbangkan dengan perbaikan jaringan host. Pada titik ini parasit dan host hidup harmonis, yaitu mereka pada kesetimbangan, host sebagai pembawa parasit.
    • Keadaan penyakit-penyakit terjadi akibat resistensi host yang rendah atau patogenisitas parasit yang tinggi.
    • Penghancuran parasit-terjadi ketika resistensi host yang tinggi.
  5. Pemeriksaan laboratorium - Pemeriksaan laboratorium parasitologi dilaksanakan untuk penegakan diagnosis. Spesimen yang dipilih untuk diagnosis laboratorium antara lain dapat berupa darah (hapusan darah), feses, urin, sputum, biopsi, cairan urethra atau vagina tergantung pada parasit penyebab.
  6. Pencegahan (preventif) - Beberapa tindakan preventif dapat diambil untuk melawan setiap parasit penginfeksi manusia. Tindakan ini dirancang untuk memutus rantai siklus penularan dan merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan pemberantasan penyakit oleh parasit. Langkah-langkah tersebut meliputi:
    • Pengurangan sumber infeksi. Diagnosis dan pengobatan penyakit parasit merupakan komponen penting dalam pencegahan terhadap penyebaran agen penginfeksi.
    • Kontrol sanitasi air minuman dan makanan.
    • Pembuangan limbah yang tepat.
    • Penggunaan insektisida dan bahan kimia lain yang digunakan untuk mengendalikan populasi vektor.
    • Pakaian pelindung yang mencegah vektor hinggap di permukaan tubuh dan memasukkan patogen selama menghisap darah.
    • Kebersihan pribadi yang baik.
    • Menghindari praktek seksual yang tidak aman

d. Klasifikasi Parasitologi

Parasit yang penting dalam kedokteran berada di bawah kingdom protista dan Animalia. Protista termasuk eukaroit bersel tunggal mikroskopis yang dikenal sebagai protozoa. Sebaliknya, cacing yang multiseluler memiliki jaringan yang dapat dibedakan dengan baik dan organ kompleks merupakan animalia. Parasitologi medis umumnya diklasifikasikan menjadi:

1. Protozoologi medik, berkaitan dengan studi protozoa yang penting secara medis.

Parasit protozoa merupakan organisme dari sel tunggal yang secara morfologi dan fungsional dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Protozoa parasit memiliki organ yang ditransformasi dari stadium aktif (trofozoit) ke tahap tidak aktif, kehilangan daya motilitas dan membungkus dirinya sendiri dalam dinding kuat.

Tubuh protoplasma yang terbentuk dikenal sebagai stadium kista. Pada stadium kista parasit kehilangan kekuatan untuk tumbuh dan berkembang biak. Kista adalah stadium bertahan parasit
dan stadium infektif bagi host manusia.

Protozoa diklasifikasikan menjadi 4 berdasarkan alat pergerakannya.
  1. Rhizopoda (Amoeba)
    • Alat gerak (lokomosi): Pseudopodia (kaki semu)
    • Genus/spesies:
      • Entamoeba: Entameba histolytica
      • Endolimax: Endolimax nana
      • Iodameba: Iodameba butchlii
      • Dientmeba: Dientameba fragilis
  2. Flagelata (mastingopora)
    • Alat gerak (lokomosi): Flagella
    • Genus/spesies:
      • Giardia: Giardia lamblia
      • Trichomonas: Trichomonas vaginalis
      • Trypanosoma: Trypanosoma brucci
      • Leishmania: Leishmania donovani
  3. Ciliata (Chiliopora)
    • Alat gerak (lokomosi): Silia
    • Genus/spesies: Balantidium coli
  4. Sporozoa
    • Alat gerak (lokomosi): Tidak ada, pergerakan amuboid sedikit
    • Genus/spesies:
      • Plasmodium: Plasmodium falciparum
      • Toxoplasma: Toxoplasma gondii
      • Cryptosporidum: Cryptosporidum parvum
      • Isospora: Isospora beli
2. Helmintologi medik, berkaitan dengan studi parasit cacing yang mempengaruhi manusia

Parasit cacing merupakan hewan banyak sel, bilateral simetris, dan memiliki tiga lapisan germinal. Parasit cacing yang penting bagi manusia dibagi menjadi tiga kelompok utama dengan kekhususan kategori yang berbeda.

Klasifikasi parasit cacing yang penting bagi kesehatan

Ciri-Ciri Cestode Trematode Nematode
Bentuk Pipih seperti pita, bersegmen Pipih seperti daun, tidak bersegmen Panjang, bulat (silindrik)
Seks Tidak terpisah (monoecious), hermaprodit Tidak terpisah (monoecious) kecuali cacing darah yang dioecious Terpisah (diecious)
Ujung kepala Pengisap, dengan kait Pengisap, tidak ada kait Tidak ada pengisap, ada kait
Saluran pembuangan Tidak ada Ada tetapi tidak lengkap Ada dan lengkap
Rongga tubuh Tidak ada Tidak ada Ada
Contoh - Diphylobotrium: D. latum
- Taenia: T. saginata, T. solium
- Echinococcus: E. granulosus
- Hymenolepsis: H. nana
- Schistosoma: S. mansoni
- Fasciola: F. hepatica
- Nematoda usus: A. lumbricoides
- Nematoda jaringan tubuh: W. bancrofti

3. Entomologi medik, berkaitan dengan studi arthropoda yang menyebabkan atau menularkan penyakit pada manusia

Arthropoda merupakan kelompok terbesar dari spesies dalam kerajaan hewan. Ditandai dengan memiliki tubuh bilateral simetris dan bersegmen dengan pelengkap bersendi, memiliki exoskeleton keras, yang membantu membungkus dan melindungi otot dan organ lainnya.

Arthropoda mempengaruhi kesehatan manusia, sebagai penyebab langsung penyakit atau pembawa penyebab untuk penularan penyakit. Arthropoda yang penting bagi kesehatan ditemukan di kelas Insecta, Arachnida, dan Crustacea yang memiliki ciri khas tersendiri. Penyakit seperti malaria, yellow fever, dan trypanasomiasis ditularkan secara primer oleh serangga.

Klasifikasi Arthropoda sebagai vektor penyakit

Insecta
  1. Mosquito (Nyamuk): Anophelese, Culicines, Aedes
  2. Flies (Lalat):
    • Houseflies (lalat rumah, Musca domestica)
    • Sandflies (lalat pasir, Phlebotomus)
    • Tsetse flies (lalat tsetse, Glossina)
    • Blackflies (lalat hitam, Simulium)
  3. Human Lice (Tuma, kutu):
    • Head and body lice (tuma kepala atau Pediculus humanus var capitis dan tuma badan atau Pediculus humanus var corporis)
    • Crab lice (tuma kemaluan atau Phthirus pubis)
  4. Fleas (Pinjal): Rat fleas (pinjal tikus), beberapa pinjal tikus yang penting untuk bidang media adalah sebagai berikut:
    • Rat fleas (oriental)
    • Xenopsylla chepis
    • Xenopsylla astila
    • Xenopsylla braziliensis
    • Rat fleas (temperate zone) yaitu Nospsylla fasciatus
    • Human fleas yaitu Pulex irritans
    • Dog and cat fleas yaitu Ctenocephalus felis
    • Reduviid bugs (kissing bugs, Penggigit Muka)
Arachnida
  1. Tick (Sengkenit)
    • Hard Ticks (sengkenit keras, famili Ixodidae)
    • Soft Ticks (sengkenit keras, famili Argasidae)
  2. Mites (Chiggers, famili Trombidiidae)
    • Leptotrombidium dan Trombiculid mites (tungau musim panen, tungau merah)
    • Itch mites (tungau kudis, scabies, famili Sascoptidae)