Widget HTML #1

Tujuan Riset Keperawatan

Masalah Riset Keperawatan

Menyusun masalah dan tujuan riset keperawatan ditulis sebagai bagian rencana kegiatan (proposal) riset yang ditulis dalam bab pendahuluan. Terdapat empat langkah yang perlu ditulis dalam pendahuluan yaitu:
  1. Mengidentifikasi masalah riset
  2. Menetapkan masalah riset
  3. Merumuskan judul riset
  4. Merumuskan tujuan riset
Langkah pertama Anda melakukan riset adalah mengidentifikasi masalah riset keperawatan. Langkah ini didasarkan ketertarikan Anda sebagai perawat untuk melaksanakan peran sebagai periset (researcher). Yakinkan Anda bahwa Anda adalah perawat yang telah menguasai situasi tempat praktik keperawatan sebagai tempat riset keperawatan.

Pertanyaan yang muncul pertama kali adalah “Apakah yang dimaksud masalah?”.

Masalah riset adalah kesenjangan (gap) antara apa yang terjadi (kenyataan) dengan apa yang diinginkan (teori). Perhatikan teladan 5.

Teladan 1:
Sesuai standar pelayanan kesehatan, pencegahan infeksi umum (universal precaution infection) menjadi bagian penting dalam setiap tindakan keperawatan, sehingga setiap perawat yang melakukan tindakan harus selalu menggunakan sarung tangan. Pada suatu waktu, selama lima hari berturut-turut perawat tidak menggunakan sarung tangan saat melakukan tindakan keperawatan.

Kesenjangan: Harus menggunakan, fakta tidak menggunakan.

Sumber masalah riset dapat diperoleh dari bacaan, pertemuan ilmiah, pengalaman, pengamatan, pemegang otoritas, dan intuisi. Penulisan hasil identifikasi masalah, pada riset keperawatan biasanya didasarkan pada hasil studi pendahuluan terkini pada situasi yang hendak diteliti. Silahkan Anda baca teladan 2.

Teladan 2:
Dari hasil wawancara pada 12 orang lansia yang hadir saat kegiatan Posyandu Lansia, 4 orang mengatakan bahwa setiap hari mengisi kesibukan dengan memelihara ayam di sekitar rumah dan 8 orang lansia setiap hari menggunakan waktu luang untuk tidur karena merasakan badannya mudah lelah dan terasa ngilu. Kegiatan lain 4 orang lansia yaitu mengikuti kegiatan posyandu lansia, keagamaan, dan arisan lansia. Menurut Darmojo (1999), masalah psikologis yang dapat dialami lansia antara lain kesepian (loneliness). Banyak lansia hidup sendiri tidak mengalami kesepian karena aktivitas sosialnya tinggi, lansia yang hidup di lingkungan yang beranggota keluarga yang cukup banyak tetapi mengalami kesepian.

Perasaan mudah lelah yang dikatakan lansia bukan merupakan kendala untuk melakukan kegiatan produktif selama tinggal di rumah. Menurut pengertian WHO (1946), sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. 8 orang lansia yang diwawancarai merupakan lansia yang sehat sehingga diharapkan dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat. Beberapa kegiatan produktif yang dapat dilakukan oleh lansia selama di rumah yaitu memanfaatkan lingkungan rumah untuk bercocok tanam.

Berdasarkan paparan di atas perlu diteliti tentang faktor yang mempengaruhi lansia tidak melakukan aktivitas produktif.

Dari teladan 2 di atas, Anda dapat mengidentifikasi beberapa hal yang berhubungan dengan rencana riset:

Fakta:
  • 8 orang lansia setiap hari menggunakan waktu luang untuk tidur karena merasakan badannya mudah lelah dan terasa ngilu.
  • 4 orang mengatakan bahwa setiap hari mengisi kesibukan dengan memelihara ayam di sekitar rumah dan mengikuti kegiatan poyandu lansia, keagamaan, dan arisan lansia
Teori:
  • Darmojo (1999), masalah psikologis yang dapat dialami lansia antara lain kesepian (loneliness)
  • WHO (1946), sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
Kesenjangan: 8 dari 12 lansia tidak memanfaatkan untuk kegiatan produktif

Alternatif solusi mengurangi kesenjangan: Selama di rumah, lansia dapat memanfaatkan lingkungan rumah untuk bercocok tanam

Masalah riset yang dapat diidentifikasi: Faktor yang mempengaruhi lansia tidak melakukan aktivitas
produktif

Hasil identifikasi dari teladan 6 inilah yang merupakan masalah riset keperawatan sebagai daya tarik Anda melakukan riset. Masalah riset keperawatan yang diajukan adalah faktor yang mempengaruhi lansia tidak melakukan aktivitas produktif. Perhatikan, masalah riset ini yang merupakan titik awal atau pangkal benang merah kegiatan riset Anda dan apapun rencana kegiatan harus diarahkan kepada masalah riset ini.

Pada tahap penetapan masalah riset keperawatan ini, Anda dimungkinkan mempunyai keterbatasan. Namun perlu Anda ketahui bahwa keterbatasan ini muncul karena ketidakcukupan informasi yang dimiliki, ketidakberanian mengungkapkan fakta, dan ketakutan untuk menulis informasi sesuai keadaan yang sebenarnya. Ketiga hal tersebut harus disingkirkan agar penetapan masalah riset dapat dilakukan. Jika Anda tidak mampu menyingkirkan, konsultasikan dan minta penguatan kepada pembimbing atau konsultan Anda.

Judul Riset Keperawatan

Langkah kedua, yang harus dilakukan dilakukan periset adalah merumuskan judul riset. Judul riset bersumber pada penetapan masalah riset, sehingga judul memiliki kecenderungan identik dengan masalah riset.

Dari teladan 2 di atas, judul riset yang dapat dirumuskan adalah faktor yang mempengaruhi lansia tidak melakukan aktivitas produktif.

Syarat judul riset yang baik yaitu:
  • Informatif (padat makna)
  • Jumlah kata dalam bahasa Indonesia maksimal 12 kata
  • Jumlah kata dalam bahasa Inggris maksimal 10 kata
  • Bila terpaksa tulis anak judul
  • Hindari singkatan
  • Awal setiap kata tulis huruf kapital kecuali preposisi
Perhatikan penulisan judul riset yang baik pada teladan 7 di bawah.

Teladan 3:

Faktor yang Mempengaruhi Lansia Tidak Melakukan Aktivitas Produktif
(Studi Kasus di Posyandu Lansia Abimanyu Kota Saya)
atau
Factors Affecting the Elderly Not Doing Productive Activities
(Case Study at Posyandu Lansia Abimanyu Kota Saya)

Perhatikan penulisan judul riset yang kurang baik pada teladan 4 di bawah.

Teladan 4:

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Senam Kaki terhadap Sirkulasi Darah Kaki
pada Penderita DM di Posyandu Abimanyu Kota XYZ

Teladan 4 di atas, kurang baik karena:
  1. Jumlah kata sebanyak 18 kata
  2. Senam kaki merupakan suatu tindakan sehingga tidak perlu ditulis kata pendidikan kesehatan
  3. Ada singkatan DM
  4. Karena lebih dari 12 kata sebaiknya tempat Posyandu Abimanyu dijadikan anak judul.
Teladan 4 akan menjadi lebih baik jika ditulis seperti teladan 5.

Teladan 5:

Pengaruh Senam Kaki terhadap Sirkulasi Darah Kaki
Penderita Diabetes Mellitus
(Studi Kasus di Posyandu Abimanyu Kota XYZ)

Merumuskan judul risetsebenarnya merupakan gambaran dari kerangka konseptual (conceptual framework) yang hendak dibuat periset. Sehingga judul riset keperawatan hendaknya bersifat menjelaskan diri, membuat orang lain tertarik, dapat langsung diduga masalah yang diteliti, dan dapat memberikan gambaran arah, tujuan, dan ruang lingkup riset. Teladan 5 berdasarkan sifat dapat diuraikan seperti tabel di bawah ini.

Uraian berdasar sifat judul riset

No Sifat Uraian
1
Menjelaskan diri Judul riset menggambarkan suatu tindakan (upaya) yang dilakukan periset yaitu senam kaki, menunjukkan dampak atau pengaruh pada sirkulasi darah kaki, dan menggambarkan sasaran tindakan yaitu penderita Diabetes Mellitus.
2
Membuat orang lain tertarik Setiap pembaca akan berpikir: “Apakah benar senam kaki dapat berpengaruh pada sirkulasi darah?”
3
Dapat diduga masalah yang diteliti Terdapat dua variabel yaitu senam kaki dan sirkulasi darah, variabel yang satu mempengaruhi variabel lain.
4
Dapat memberikan gambaran arah, tujuan, dan ruang lingkup Arah riset yang dilakukan satu arah (pengaruh), tujuan riset jelas membandingkan hasil kelompok, dan ruang lingkup keperawatan medikal.

Rumusan Masalah Riset Keperawatan

Langkah ketiga pada tahap ini adalah merumuskan masalah riset. Langkah ini berawal atau pangkal benang merahnya pada penetapan masalah riset keperawatan.

Penulisan rumusan masalah riset keperawatan hendaknya:
  1. Berbentuk kalimat tanya
  2. Padat makna
  3. Sinkron dengan judul riset
  4. Sebagai petunjuk pengumpulan data.
Perhatikan teladan 5

Rumusan masalah yang dapat disusun berdasar teladan 5 adalah:
  1. Apakah senam kaki berpengaruh terhadap sirkulasi darah kaki penderita Diabetes Mellitus?, atau
  2. Bagaimanakah pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki penderita Diabetes Mellitus?, atau
  3. Adakah pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki penderita Diabetes Mellitus?.
Pada rumusan masalah riset tersebut di atas sekaligus dapat menunjukkan ada atau tidak hipotesis riset.

Cara mengidentifikasi hipotesis dengan membuat pertanyaan
  1. Apakah dalam rumusan masalah riset terdapat minimal dua masalah (variabel) yang akan diriset? dan
  2. Adakah terdapat kata pengaruh, perbedaan, atau hubungan di depan atau antara masalah (variabel)?.

Merumuskan Tujuan Riset Keperawatan

Langkah keempat selanjutnya adalah merumuskan tujuan riset. Rumusan tujuan yang disusun harus sinkron dengan judul dan rumusan masalah riset. Tujuan riset dapat dibedakan menjadi tujuan umum dan khusus.

Tujuan umum dirumuskan jika masalah (variabel) riset lebih dari dua dan menggambarkan tujuan yang tertinggi dari riset. Jika masalah (variabel) riset hanya satu, tidak perlu dituliskan tujuan umum dan khusus tetapi hanya tujuan saja. Tujuan khusus menggambarkan rincian dari setiap variabel dan tujuan tertinggi riset.

Anda melakukan riset deskriptif seperti teladan 6 di bawah ini.

Teladan 6:
Rumusan masalah riset:
Bagaimanakah karakteristik penderita Diabetes Mellitus?

Dari teladan 10 ini, perhatikan kata karakteristik yang berarti banyak keadaan yang berhubungan dengan penderita. Sehingga, dapat dirumuskan tujuan umum dan khusus sebagai berikut.

Tujuan umum: Menggambarkan karakteristik penderita Diabetes Mellitus.

Tujuan khusus:
  1. Menggambarkan usia penderita Diabetes Mellitus.
  2. Menggambarkan jenis kelamin penderita Diabetes Mellitus.
  3. Menggambarkan lama menderita Diabetes Mellitus.
  4. Menggambarkan pendidikan penderita Diabetes Mellitus.
  5. Menggambarkan pengalaman penderita Diabetes Mellitus.
  6. Menggambarkan sumber informasi penderita Diabetes Mellitus.
  7. Menggambarkan garis keturunan penderita Diabetes Mellitus.
Dari teladan di atas karakteristik dapat dirinci menjadi banyak.

Perhatikan rumusan masalah riset korelasi (hubungan) seperti teladan 7 ini.

Teladan 7:
Rumusan masalah riset:
Adakah hubungan antara daya beli, gaya hidup, dan pengalaman keluarga dengan pertumbuhan balita?

Pada teladan ini terdapat empat variabel, sehingga tujuan umum dan khusus yang dirumuskan sebagai berikut.

Tujuan umum: Mempelajari hubungan antara daya beli, gaya hidup, dan pengalaman keluarga dengan pertumbuhan balita.

Tujuan khusus:
  1. Menggambarkan daya beli keluarga.
  2. Menggambarkan gaya hidup keluarga.
  3. Menggambarkan pengalaman keluarga.
  4. Menggambarkan pertumbuhan balita.
  5. Menganalisis hubungan antara daya beli keluarga dengan pertumbuhan balita.
  6. Menganalisis hubungan antara gaya hidup keluarga dengan pertumbuhan balita.
  7. Menganalisis hubungan antara pengalaman keluarga dengan pertumbuhan balita.
atau

Tujuan khusus nomor 5, 6, dan 7 dapat digabung menjadi satu sehingga menjadi:
  • Menganalisis hubungan antara daya beli, gaya hidup, dan pengalaman keluarga dengan pertumbuhan balita.
Pada tujuan umum dituliskan tujuan tertinggi dari riset yang dilakukan sehingga harus menggambarkan:
  1. Ada atau tidak hubungan variabel,
  2. Variabel mana saja yang berhubungan,
  3. Jika ada hubungan, digambarkan besar dan arah hubungan. \
Sedangkan pada tujuan khusus menggambarkan secara bertahap sampai dengan tujuan tertinggi yang
harus dilakukan periset.

Pada riset deskriptif dengan satu variabel seperti teladan 8 di bawah.

Teladan 8:
Rumusan masalah riset:
Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan lanjut usia tentang senam lansia?

Jika kita rumuskan tujuan umum dan khusus akan menjadi:

Tujuan umum:
 Menggambarkan tingkat pengetahuan lanjut usia tentang senam lansia.

Tujuan khusus:
 Menggambarkan tingkat pengetahuan lanjut usia tentang senam lansia.

Karena tujuan umum dan khusus sama seharusnya hanya ditulis tujuan riset saja agar efektif dan efisien, sehingga menjadi:

Tujuan riset:
 Menggambarkan tingkat pengetahuan lanjut usia tentang senam lansia.

Teladan 6 dan 8 memberikan petunjuk bahwa meski sama dalam riset deskriptif tetapi perumusan tujuan yang dibuat berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan variabel atau bagian (sub) variabel dalam rumusan masalah riset.