Cara Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui SADARI dan SADANIS
Cara Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui SADARI dan SADANIS disusun oleh: Dara Yupita, dkk |
BlogPerawat.Net - Berikut kami sajikan cara deteksi dini payudara melalui SADARI dan SADANIS.
Artikel ini disusun oleh: Riska Umi Susanti, Zahra Fadhilah, Fitri Lolita, Ratna Yuniar, Mola Apricha, Sukatmi, Beny Heranista, Helyani, Daliana, Dara Yupita
Semakin cepat sel kanker payudara diketahui, semakin cepat pula pengobatan dilakukan, sehingga peluang kesembuhan semakin besar.
Maka dari itu, jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan payudara. Lakukan dengan cara mudah melalui SADARI dan SADANIS.
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
SADARI adalah salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara.
SADARI bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya.
SADARI adalah pemeriksaan yang direkomendasikan sejak wanita berusia 20 tahun dengan dilakukan sendiri di rumah setiap bulannya.
Bagi wanita yang masih haid, pemeriksaan dilakukan setiap hari ke-7 sampai 10, dihitung mulai dari hari pertama haid atau setiap bulan pada tanggal yang sama bagi yang sudah menopause.
Keadaan Seperti Apakah yang Harus Menjadi Perhatian?
Beberapa keadaan yang harus menjadi perhatian, pada saat melakukan SADARI adalah:
- Teraba benjolan
- Penebalan kulit
- Perubahan ukuran dan bentuk payudara
- Pengerutan kulit payudara
- Keluar cairan dari puting payudara
- Nyeri
- Pembengkakan lengan atas
- Teraba benjolan pada ketiak atau sekitar leher
Langkah-langkah Melakukan SADARI
Terdapat langkah-langkah yang bisa digunakan untuk melakukan SADARI.
Berikut Langkah-langkah dari Yayasan Kanker Indonesia yang bisa dipraktekan saat melakukan SADARI 7 sampai 10 hari setelah menstruasi:
- Berdiri tegak, cermati bila ada perubahan bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan atau perubahan pada putting. Bila bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris, tidak perlu khawatir karena itu adalah hal yang wajar.
- Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang, dan cermati ukuran dan bentuk payudara.
- Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada anda.
- Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung.Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakatan atas-bawah, Gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, demikian juga sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan anda.
- Cubit kedua puting, cermati ada cairan yang keluar dari putting atau tidak. Berkonsultasilah dengan dokter seandainya hal itu terjadi (ada cairan yang keluar).
- Pada posisi tiduran, letakan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas, cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
Hal lain yang penting untuk diketahui dalam melakukan SADARI yaitu mengetahui batas-batas dari payudara sehingga seluruh payudara dapat diraba secara berurutan dan sistematis sehingga tidak ada bagian yang terlewatkan.
Batas-batas payudara:
- Batas atas adalah jarak 1-2 jari dibawah ruas tulang selangka (clavicula)
- Batas bawah adalah garis lingkar kulit bawah payudara
- Batas terluar adalah garis tengah ketiak ke arah bawah
- Batas terdalam adalah garis tengah ruas dada.
Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS)
Selain melakukan SADARI, Anda juga disarankan rutin melakukan SADANIS. SADANIS adalah pemeriksaan payudara klinis yang dilakukan oleh dokter yang kompeten.
Sering kali seseorang baru akan menyadari adanya benjolan pada payudara saat benjolan sudah berukuran cukup besar (sekitar 1cm), oleh sebab itu perlu juga melakukan skrining dengan menggunakan USG payudara dan mammografi (disesuaikan dengan usia).
Hasil dari kedua tes tersebut saling melengkapi data yang satu dengan yang lain.
Ref: p2ptm.kemkes.go.id & Siloamhospital