Metode SBAR dalam Keperawatan, Meningkatkan Komunikasi Efektif dan Keselamatan Pasien
BlogPerawat.Net - SBAR adalah singkatan dari Situation, Background, Assessment, dan Recommendation. Ini adalah metode komunikasi yang digunakan oleh tim kesehatan untuk melaporkan kondisi pasien.
Metode ini menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk komunikasi antar anggota tim kesehatan mengenai kondisi pasien, khususnya saat transfer pasien. Penerapan SBAR dirancang agar mudah diterapkan oleh tenaga kesehatan, membantu mengembangkan kerja tim dan meningkatkan keselamatan pasien.
Penerapan Metode SBAR
1. Situation (Situasi)
Perawat menyebutkan usia pasien, jenis kelamin, diagnosis, prosedur yang telah dilakukan, status mental, dan kondisi stabilitas pasien.
2. Background (Latar Belakang)
Perawat menjelaskan apa saja yang terjadi pada pasien, termasuk keluhan utama seperti sesak nafas atau nyeri dada, serta kronologi munculnya masalah dan data penunjang lainnya.
3. Assessment (Penilaian)
Penilaian dilakukan dengan fokus pada masalah yang terjadi pada pasien. Jika tidak diantisipasi, masalah ini dapat menyebabkan kondisi yang lebih buruk.
4. Recommendation (Rekomendasi)
Perawat menyebutkan tindakan yang perlu diambil selanjutnya dan intervensi yang direkomendasikan.
Contoh Kasus
Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di ruang interna selama dua hari dengan keluhan sesak nafas. Perawat melaporkan kepada dokter bahwa pasien masih mengalami sesak nafas, meskipun sudah diberi posisi fowler dan obat-obatan sesuai indikasi dokter. Dalam hal ini, tahapan SBAR selanjutnya yang dilakukan oleh perawat adalah merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance.
Pentingnya SBAR dalam Timbang Terima Shift Jaga
Timbang terima shift jaga perawat adalah proses pelimpahan wewenang dan tanggung jawab utama dalam memberikan perawatan kepada pasien antar shift jaga di rumah sakit.
Proses ini melibatkan penyampaian laporan kondisi pasien berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Tujuan timbang terima adalah menyediakan informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, tindakan yang telah dilakukan, terapi yang diberikan, kondisi terbaru, dan tindak lanjut yang diperlukan.
Penelitian di RSU Haji Surabaya
Menurut hasil penelitian di RSU Haji Surabaya mengenai instrumen timbang terima shift perawat dengan pendekatan komunikasi efektif SBAR, ditemukan bahwa diperlukan modifikasi untuk mempermudah pelaksanaan timbang terima dan menyesuaikan dengan standar akreditasi rumah sakit yang terbaru.
Pengembangan instrumen berbasis metode SBAR ini mengakomodasi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS), mengedepankan keselamatan pasien, dan berfokus pada mutu pelayanan keperawatan, serta mengintegrasikan perkembangan teknologi dan informasi.
Metode SBAR merupakan teknik yang efektif untuk memfasilitasi komunikasi yang cepat dan tepat di bidang pelayanan kesehatan. Penggunaan format SBAR membantu perawat untuk fokus pada aspek penting yang perlu diinformasikan selama proses timbang terima, membuat komunikasi menjadi lebih efektif dan efisien.
Dengan SBAR, perawat dapat mengidentifikasi keluhan dan kondisi pasien dengan cepat dan sistematis, sehingga solusi perawatan dapat segera diberikan. Hal ini tidak hanya mempermudah penyampaian informasi antar perawat dan tim kesehatan lainnya, tetapi juga meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien selama dirawat di rumah sakit.